3 Golongan Sifat Istiqamah Manusia

0
105
Ilustrasi seorang di masjid sedang merenung/Istock

Harmantajang.com – Kedudukan orang yang istiqamah tentu bertingkat-tingkat. Ada yang sampai pada tingkat yang tertinggi dimana dia menjalankan kewajibannya kepada Allah dan meninggalkan berbagai macam kemungkaran .

Allah Subhanahu wata’ala  berfirman:

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ

“Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar”. (QS. Fathir : 32).

Dalam ayat ini disebutkan 3 golongan:

1. Golongan yang Menganiaya diri mereka sendiri

Dia termasuk golongan yang susah dan sedikit mengerjakan kebaikan dan mudah terjatuh para perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Orang pada keadaan ini nampak lebih banyak keburukan yang ia kerjakan dibanding dengan kebaikan.

2. Golongan Pertengahan

Dia meninggalkan yang haram dan mengerjakan yang wajib namun masih terjatuh pada perkara-perkara yang subhat.

Namun yang lebih rendah dari itu, dia mengerjakan yang wajib sekaligus juga mengerjakan perkara yang mungkar.

Dia mencampur adukan antara keburukan dan kesholehan tergantung dari kekuatan iman atau kekuatan hawa nafsu didalam hatinya

3. Golongan orang-orang yang tidak satupun kebaikan yang ia tahu kecuali ia berusaha untuk mengerjakannya

Kemudian tak satupun keburukan yang ia tahu kecuali ia berusaha untuk meninggalkannya, sampai perkara yang subhat.

Sebagaimana perkataan Ibnu Rajab Al-Hambali Rahimahullah:

“Sampai orang yang bertakwa itu terkadang meninggalkan perkara yang halal karena ia takut terjatuh pada perkara yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wata’ala”.

Oleh karenanya, istiqamah itu sangat penting. Dan salah satu cara menjaga istiqamah adalah mencari dan berteman dengan orang-orang sholeh dan jangan malu bersama mereka dijalan Allah Subhanahu wata’ala.

Cara istiqamah yang lain adalah memperbanyak ibadah kepada Allah Subhanahu wata’ala karena dengan memperbanyak ibadah menghadirkan pengagungan didalam hati kita kepada Allah sehingga kita takut untuk terjatuh dalam maksiat.

Sebagaimana yang setiap jum’at kita mendengar khatib membaca:

مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

Siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang mampu menyesatkannya, siapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah”.  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here