Harmantajang.com – Di dalam bulan suci Ramadhan, Allah selalu menginginkan kita semua menjadi hamba-hamba yang bertakwa. Hal ini sebagaimana tujuan dari puasa itu sendiri, yang terkandung dalam Al-Qur’an:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah : 183).
Lebih jelasnya, disebutkan bahwa orang-orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujurat: 13).
Sehingga dapat dilihat bahwa hakekat dan inti dari sebuah ketakwaan ialaha muraqabatullah yaitu senantiasa merasa diawasi oleh Allah Subhanahu wata’ala, kita yakin bahwa setiap ucapan kita tercatat disisi Allah.
Karenanya, tidaklah suatu kata terlontar dari lisan seorang hamba melainkan ada malaikat yang mencatatnya, tangan yang kita gunakan untuk bekerja, kaki yang kita gunakan untuk melangkah tercatat disisi Allah dan kita akan mempertanggung jawabkannya dihari kemudian.
Ya, kelak nanti diaman hari ketika mulut-mulut mereka dikunci, tangan-tangan mereka bersaksi, begitupula kaki-kaki mereka bersaksi dihadapan Allah dari apa yang pernah mereka lakukan dulu di dunia.
Bahkan orang-orang kafir pun keheranan dan bertanya kepada kulitnya yang bisa berbicara dan bersaksi dihari kemudian, mereka bertanya kepada kulit-kulit mereka:“Mengapa kalian bisa berbicara, bersaksi atas kami”.
Mereka menjawab:“Kami mampu dibuat berbicara oleh Allah Subhanahu wata’ala yang mampu menjadikan segala sesuatunya berbicara”, bahkan Allah Subhanahu wata’ala mengetahui bisikan-bisikan yang ada didalam hati kita. Dialah Allah Subhanahu wata’ala mengetahui mata-mata yang khianat bahkan apa yang kita sembunyikan dalam hati-hati kita.
Inilah yang diajarkan oleh Allah Subhanahu wata’ala lewat puasa, ibadah yang paling rahasia antara kita dengan Allah Subhanahu wata’ala. Amanah yang paling mulia yang diturunkan oleh Allah kepada kita sekalian sebagaimana firman Allah didalam Al-Qur’an:
إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh”. (QS. Al-Ahzab: 72).