Awal Terjadinya Kesyirikan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Di zaman Adam ‘Alaihissalam sampai kepada zaman Nabi Nuh ‘Alaihissalam manusia hidup mentauhidkan Allah Subhanahu wata’ala, dan barulah mulai muncul kesyirikan dipermukaan bumi ketika dizamannya Nabi Nuh ‘Alaihissalam, awal terjadinya kesyirikan adalah karena orang – orang dizaman Nabi Nuh ‘Alaihissalam terlalu ghuluw (Berlebihan) kepada orang – orang sholeh sehingga ketika orang – orang sholeh tersebut meninggal disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:

وَقَالُوا لاَ تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلاَتَذَرُنَّ وَدًّا وَلاَسُوَاعًا وَلاَيَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا

“Dan mereka berkata, “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyem-bahan) ilah-ilah kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwa’, yaghuts, ya’uq dan nasr”. (QS. Nuh: 23).

Jadi ketika 5 orang sholeh dari kaumnya Nabi Nuh ‘Alaihissalam meninggal dunia lalu Iblis kemudian mendatangi orang – orang yang masih hidup  dan mengatakan kepada mereka:”Agar kalian bisa mengingat jasa – jasa mereka dan kesholehan mereka yang bisa memotivasi kalian untuk beribadah coba kalian membuatkan orang sholeh itu patung agar ketika kalian melihatnya bertambah semangat kalian untuk beribadah“, tujuannya mereka membuat patung tersebut adalah untuk mengingat mereka namun ketika mereka meninggal dunia datang generasi berikutnya disnilah syaithan mengatakan kepada generasi ini:”Dahulu bapak – bapak kalian mereka menyembah patung ini”, maka mereka pun menyembahnya maka disinilah awal terjadinya kesyirikan.

Oleh karenanya Allah Subhanahu wata’ala memerintahkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan ummatnya agar menjauhi perbuatan syirik karena dosa syirik adalah dosa yang sangat besar disisi Allah Subhanahu wata’ala, dan apabila pelaku dosa syirik meninggal dunia dan tidak sempat untuk bertobat kepada Allah Subhanahu wata’ala dari kesyirikan yang ia kerjakan maka tidak akan diampuni oleh Allah Subhanahu wata’ala dan pelakunya kekal di dalam neraka.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (QS. An Nisa’: 48).

إِنَّهُ ُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah: 72).

Dari Jabir, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ

Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik pada Allah, maka ia akan masuk neraka”. (HR. Muslim no. 93).

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Kamis, 04 Rajab 1440 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : http://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here