Harmantajang.com – Ayat yang dikenal luas di Indonesia sebagai “Ayat Seribu Dinar” adalah ayat kedua dan ketiga dari Surah At-Talaq. Ayat ini sering ditemukan tertulis di berbagai tempat seperti mushala.
Isi dan Makna Ayat Seribu Dinar: “Ayat Seribu Dinar” menyampaikan pesan fundamental tentang ketakwaan, rezeki, dan tawakal kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Ayat tersebut berbunyi:
Allah berfirman dalam Surat At-Talaq Ayat 2:
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا۟ ذَوَىْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا۟ ٱلشَّهَٰدَةَ لِلَّهِ ۚ ذَٰلِكُمْ يُوعَظُ بِهِۦ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا
Artinya: Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
Konsep Tawakal (Berserah Diri kepada Allah)
Bertawakal kepada Allah berarti berusaha mengambil sebab-sebab yang disyariatkan, kemudian mengembalikan segala urusan kepada Allah. Allah akan mencukupi urusan hamba-Nya, meskipun hasilnya tidak selalu sesuai dengan yang dia inginkan.
Bisa jadi, Allah menetapkan sesuatu yang berbeda dari rencana manusia, dan di kemudian hari barulah disadari bahwa itulah yang terbaik baginya. Ayat ini adalah ayat yang paling agung dalam Al-Quran yang menunjukkan penyerahan diri sepenuhnya pada Allah.
Memohon Dunia dan Akhirat kepada Allah
Tidak mengapa meminta dunia kepada Allah, seperti yang disampaikan dalam Hadits Qudsi. Allah mengatakan kepada hamba-Nya, “Wahai hambaku, sesungguhnya kalian itu lapar kecuali yang saya berikan kepadanya makan, maka minta kepadaku makan, akan aku berikan”.
Kalian itu telanjang kecuali saya berikan kepadanya pakaian, maka minta pakaian dariku akan aku berikan”. Jadi, tidak mengapa meminta dunia dari Allah, seperti meminta kendaraan.
Namun, yang kita minta hendaknya benar-benar menolong kita untuk semakin taat dan mendekatkan diri kepada Allah. Bahkan, disebutkan bahwa para Salaf (orang-orang saleh terdahulu) sampai mengadu kepada Allah ketika tali sendalnya putus. Jika seluruh jalan di mata manusia sudah tertutup dan terasa mustahil, ingatlah bahwa Allah Maha Kuasa.
Kita harus berlepas diri dari seluruh manusia dan meminta di tengah keheningan malam di akhir malam, karena Allah adalah Dzat yang mengabulkan permohonan dan doa orang yang terdesak.
Mengapa Ayat Ini dalam Surah At-Talaq (Perceraian)?
Terdapat rahasia mengapa ayat ini ada dalam Surah At-Talaq, yang secara harfiah berarti ‘cerai’. Hal ini karena kebanyakan sebab perceraian adalah ketiadaan ketakwaan dalam sebuah rumah tangga.
Oleh karena itu, ketika ada seseorang yang mengadukan urusan rumah tangganya dan sampai pada niat hendak menceraikan istrinya, nasihat pertama yang harus diberikan adalah (bertakwalah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala).
Ini adalah nasihat yang Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam berikan kepada Zaid bin Haritsah ketika dia menyampaikan niatnya untuk menceraikan Zainab binti Jahsy.
Pelajaran dari Kisah Nabi Musa dan Syu’aib
Ayat ini juga memberikan pelajaran dalam konteks pernikahan. Disebutkan dalam Surah Al-Qasas, ketika Syu’aib menawarkan salah satu putrinya untuk dinikahkan dengan Nabi Musa, ia berkata:
“Aku ingin menikahkan engkau wahai Musa dengan salah satu di antara dua putriku.” Adapun maharnya adalah Nabi Musa bekerja kepadanya selama delapan tahun untuk menggembalakan kambing-kambingnya.
Ini menunjukkan bahwa mahar pernikahan tidak harus selalu dalam bentuk materi, tetapi bisa juga dalam bentuk jasa. Yang terpenting adalah kesepakatan dan tawakal kepada Allah dalam setiap urusan, termasuk pernikahan.
Nabi Musa pun berkata, “Antara aku denganmu, mana saja dari dua waktu yang aku tunaikan sebagai mahar dariku, tidak ada celaan bagiku,” dan bahwa kepada Allah mereka bertawakal atas kesepakatan tersebut.




