Berikut Beberapa Adab-Adab Saat Membaca AL-Quran (Bagian I)

0
116
Ilustrasi seorang sedang membaca al-quran/pustaka guru

Harmantajang.com – Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu ‘anhu berkata, aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أبي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم يَقُولُ : اقْرَءُوا الْقُرْآنَ، فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ

“Bacalah Al Quran karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya”. (HR. Muslim).

Berikut ini adalah Adab–adab dalam membaca Al-Qur’an Sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

1. Mengikhlaskan niat karena Allah Subhanahu wata’ala.

Beristiadza meminta perlidungan kepada Allah dari syaitan

Sebagaimana Firman Allah Subhanahu wata’ala:

فَإِذَا قَرَأْتَ ٱلْقُرْءَانَ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ ٱلرَّجِيمِ

 “Apabila kamu membaca Al-Qur’an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk” (QS. An-Nahl : 98).

2. Membaca Al-Qur’an dengan tartil.

Allah Subhanahu wata’ala  berfirman:

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْآنَ تَرْتِيلًا

“Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil” (QS. Al-Muzzamil :4).

Ali bin Abi Tholib Radhiyallahu ‘anhu menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan: “Membaca huruf dengan tajwid”.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ

“Barangsiapa yang tidak memperindah suaranya ketika membaca Al-Qur’an, maka ia bukan dari golongan kami.” (HR. Abu Daud no. 1469 dan Ahmad 1: 175.).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ

“Hiasilah Al- Qur’an dengan suara-suara kalian.” (HR. Abu Dawud dan Al-Nasa’i).

yang dimaksud adalah memperhatikan hukum hukum dalam membaca Al–Qur’an.

3. Berdoa ketika membaca Al-Qur’an.

Dalam hadist diriwayatkan  Imam Muslim Rahimahullah,

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam Ketika ia membaca suatu ayat yang didalamnya ada tasbih beliau bertasbih, apabila melewati ayat permohonan beliau memohon, dan apabila melewatii ayat permohonan perlidungan beliau memohon perlidungan”. (HR. Muslim: 772).

Hal ini dilakukan dalam sholat–sholat nafilah tidak dianjurkan pada Shalat wajib.

4. Tidak memotong bacaan ayat Al-Qur’an sampai kepada akhir ayat

Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari Rahimahullah bahwasanya Abdullah Ibnu Umar ketika membaca Al-Qur’an beliau tidak menyelah dengan pembicaraan yang lain sampai ia menyelesaikan bacaannya.

Berdasarkan riwayat diatas maka tidak dianjurkan menjadikan Al-Qur’an sebagai nada dering Handphone karena ia dapat merusak makna tatkala ia mendapatkan panggilan dari seseorang.

Kemudian, tidak memberi salam kepada seseorang tatkala membaca Al-Qur’an begitu pula seseorang tidak boleh memberi salam kepada orang yang sedang membaca Al-Qur’an.

Serta Seseorang yang sedang membaca Al-Qur’an tidak boleh menjawab salam sampai ia menyelesaikan akhir ayat bacaannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here