Demi Matahari dan Cahayanya di Pagi Hari (Tafsir QS. Asy-Syams Ayat 1)

Ilustrasi Matahari dan Awan/Istock

Harmantajang.com – Allah Subhanahu wata’ala bersumpah dengan menyebut matahari:

وَالشَّمْسِ وَضُحَاهَا

“Demi matahari dan cahayanya di pagi hari”. (QS. Asy-Syams: 01).

Allah Subhanahu wata’ala bersumpah dengan menyebut matahari yang kata para ilmuan matahari itu jaraknya telah ditentukan oleh Allah Subhanahu wata’ala dan andaikan ia mendekat sedikit ke bumi maka bumi akan terbakar dan andai ia sedikit menjauh dari bumi maka bumi akan membeku.

Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam surah yasin ayat yang ke 37 sampai ayat yang ke 40 Allah berfirman:

وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ ,وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ,وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ ,لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”. (QS. Yasin: 37-40).

Baca Juga: Demi Bukit Sinai dan Kota Mekah (Tafsir QS. At-Tin ayat 2-3)

Ini adalah ketentuan dari Allah yang maha kuasa lagi maha mengetahui, jadi sudah diatur segalanya oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Matahari adalah tanda dari tanda kebesaran Allah, oleh karenanya ketika terjadi gerhana matahari di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau berkata:

Sesunguhnya matahari dan bulan adalah 2 dari tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wata’ala tidak terjadi gerhana baik gerhana matahari atau gerhana bulan dengan kelahiran seseorang atau kematian seseorang dan jika kalian melihatnya maka segeralah kalian melaksanakan sholat“.

Kita mengenalnya dengan sholat khusuf atau sholat gerhana baik gerhana matahari maupun gerhana bulan, mengapa Nabi menyampaikan kepada mereka karena ketika terjadi gerhana matahari bertepatan dengan kematian putra beliau yang bernama Ibrahim.

Olehnya, Nabi meluruskan jangan sampai ada yang salah faham. Jadi gerhana matahari dan gerhana bulan tidak terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang apa lagi jika ada yang berkeyakian bahwa terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan karena ada Naga besar yang menelannya ini adalah pemahaman yang tidak ada dasarnya.

Matahari pernah dijadikan hujjah oleh Nabi Ibrahim ketika beliau ditantang oleh penguasa yang dzalim di zaman beliau yang bernama raja Namrud ibn Kan’an, Ibrahim berkata:

Baca Juga: Hikmah Kisah Nabi Musa dan Khidir, Larangan Sengaja Mencari-cari Ketergelinciran Para Ulama (Part II)

Dialah Allah yang menghidupkan dan mematikan”, raja yang dzalim ini berkata:”Saya juga bisa menghidupkan dan juga bisa mematikan”. dia kemudian menghadirkan 2 narapidana dari penjara dihadapan Ibrahim kemudian membunuh yang satu dan membiarkan yang lainnya hidup kemudian berkata:

Lihat saya menghidupkan dan mematikan”, Namun ketika Ibrahim berkata:”Sesungguhnya Allah mendatangkan matahari itu dari timur coba engkau datangkan dari arah barat”.

Raja Namrud tidak bisa berbuat apa-apa, ini menunjukkan kelemahan kita sebagai manusia dan Allah memperlihatkan tanda dari tanda-tanda kebesarannya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here