بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Para ulama mereka sangat berhati – hati dan khawatir semakin dalam ilmu mereka maka semakin tinggi rasa takut mereka kepada Allah Subhanahu wata’ala dan mereka sangat berhati hati dari ibadah yang tidak disyariatkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam agar tidak terjerumus kedalam perangkap – perangkap syaithan.
Suatu ketika Abu Maisarah yang juga dinukil oleh Abdul Qadir Jailani Rahimahullah mereka adalah orang – orang ahlu ibadah qiyamullail, ketika ia mengerjakan ibadah dimalam hari tiba – tiba muncul cahaya dihadapannya, cahaya tersebut berkata:”Ya Aba Maisarah saya adalah tuhanmu saya sudah mengangkat kewajiban sholat darimu karena ketaatanmu”, Abu Maisarah kemudian mengambil sandalnya dan melempar cahaya tersebut dan berkata:”Pergi engkau wahai musuh Allah”, Abu Maisarah mengetahui bahwasanya dia adalah syaithan, ketika keesokan harinya beliau ditanya:”Dari mana anda tahu bahwasanya dia syaithan”, Abu Maisarah menjawab:”Ketika dia berkata bahwa kewajiban sholat telah diangkat dariku dan saya tahu bahwasanya selama seseorang itu hidup tidak boleh meninggalkan sholat”.
Dari kisah diatas kita dapat mengambil pelajaran bahwasanya selama seseorang masih hidup maka kewajiban sholat tetap berlaku untuknya dan jika ada yang mengatakan bahwasanya sholat tidak wajib lagi untuknya karena telah diangkat kewajiban sholat baginya maka ia telah digelincirkan oleh syaithan dalam kesesatan, karena sesungguhnya hal tersebut berasal dari syaithan bukan berasal dari Allah Subhanahu wata’ala, kita mengetahui bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah dijamin untuknya surga dan telah diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang tidak pernah meninggalkan sholat yang telah Allah Subhanahu wata’ala perintahkan kepadanya bahkan kaki beliau merekah (bengkak) karena sholat yang beliau kerjakan sebagaimana dikisahkan oleh ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha.
Dalam riwayat ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila shalat malam beliau berdiri hingga kedua kakinya bengkak.” ‘Aisyah bertanya:“Mengapa engkau berbuat seperti ini, padahal Allah Subhanahu wata’ala telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang”. Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:“Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Oleh karenanya senantiasalah menjadikan syaithan sebagai musuh karena betapa banyak ahli ibadah menjadi sesat akibat mengikuti langkah – langkah syaithan dan tidak berhati – hati dari ibadah yang tidak ada tuntunannya dari Allah dan Rasulullah, karena selama manusia masih hidup syaithan akan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk menyesatkan anak cucu adam baik melalui ibadah dan amalan sholeh maupun dengan cara yang lain.
Wallahu A’lam Bish Showaab
Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)
@Ahad , 08 Jumadil Awal 1438 H
Fanspage : Harman Tajang
Kunjungi :
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/
Website : http://mim.or.id
Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar
Telegram : https://telegram.me/infokommim
Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/