Kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam Sesi 2

0
455

 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Makar Raja Namrud Kepada Ibrahim

Dalam sebuah riwayat disebutkan selama 1 bulan mereka mengumpulkan kayu bakar untuk membakar Ibrahim ‘Alaihissalam, ketika kayu bakar telah terkumpul selama satu bulan maka dibakarlah kayu itu dan berkobarlah api yang sangat menyengat bahkan andaikan seekor burung lewat diatas kobaran api yang menyala niscaya burung itu jatuh terpanggang ke dalam api.

Sebagian dari kaum yang dzhalim menjadikannya sebagai bentuk ibadah kepada tuhan – tuhan yang mereka sembah selain Allah yaitu membakar Ibrahim  ‘Alaihissalam, dimana ada diantara mereka ketika sakit ia bernadzar :”Andaikan aku sembuh dari penyakitku ini maka aku akan menyumbang kayu bakar untuk membakar Ibrahim”, jika ada wanita yang mengandung ia bernadzar:”Saya akan menyumbang kayu untuk membakar Ibrahim ketika saya melahirkan dengan selamat”, mereka menganggap bahwa perbuatan ini menolong tuhan – tuhan yang pernah dihancurkan oleh Nabi Ibrahim, sebagaimana mereka yang disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:

قَالُوا حَرِّقُوهُ وَانْصُرُوا آلِهَتَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ فَاعِلِينَ

Mereka berkata: “Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak“. (QS. Al-Anbiya :68).

Ketika telah sampai waktu yang telah ditentukan untuk membakar Nabi Ibrahim, mereka membuat pelontar raksasa yang bernama manjaniq, karena tidak ada yang bisa mendekat ke api tersebut. Sehingga mereka memasukkan Ibrahim ke dalam kobaran api dengan cara dilemparkan menggunakan manjaniq, maka dilemparkanlah Ibrahim halilullah (kekasih Allah Subhanahu wata’ala) ke dalam kobaran api yang sangat membakar dengan tujuan agar Ibrahim binasa, sebagaimana niat mereka disampaikan oleh Allah Subhanahu wata’ala di dalam Al-Qur’an:

وَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ

Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi“. (QS. Al-Anbiya :70).

Tawakkal Nabi Ibrahim Kepada Allah 

Ketika Ibrahim ‘Alaihissalam berada diatas udara dan dalam kondisi yang genting maka datanglah  Jibril ‘Alaihissalam menawarkan bantuan kepada Ibrahim.

Perlu untuk diketahui bahwasanya tidak satupun malaikat yang turun ke dunia melainkan atas izin Allah Subhanahu wata’ala, jadi turunnya Jibril kepada Ibrahim merupakan perintah Allah Subhanahu wata’ala secara khusus memberi bantuan kepada Ibrahim. Sebagaimana dizaman Rasulullah, ketika wahyu sempat terputus maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam rindu dengan ziarahnya Jibril ‘Alaihissalam dan ketika Jibril turun mendatangi Rasulullah, Rasulullah bertanya:”Kemana saja wahai Jibril kami rindu denganmu”. Maka turunlah firman Allah Subhanahu wata’ala:

وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا وَمَا بَيْنَ ذَلِكَ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا

“Tidaklah Kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa”. (QS. Maryam: 64).

Jangan mengira bahwasanya Jibril lupa turun kepada Rasulullah akan tetapi ada hikmah yang diinginkan oleh Allah Subhanahu wata’ala dibalik lamanya wahyu diturunkan kepada Rasulullah. Dan Jibril tidaklah turun melainkan atas perintah Allah Subhanahu wata’ala.

Jibril berkata kepada Nabi Ibrahim:”Adakah yang engkau butuhkan, Wahai Ibrahim”,

Ibrahim ‘Alaihissalam berkata:”Adapun kepadamu wahai Jibril aku tidak butuh bantuanmu”. Perkataan ini menunjukkan tingkat tawakkal beliau kepada Allah Subhanahu wata’ala, disebutkan dalam riwayat yang lain bahwa ada malaikat yang bersiap untuk menurunkan hujan sambil menunggu perintah Allah Subhanahu wata’ala untuk memadamkan api tersebut. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Sa’id bin Jubair, ia menuturkan:”Malaikat hujan mengatakan:”Kapan kiranya aku diperintahkan untuk menurunkan hujan?’ Namun, perintah Allah jauh lebih cepat.

Ibrahim ‘Alaihissalam melanjutkan dengan berkata:”Adapun kepada Allah saya butuh karena dia lebih mengetahui kondisi dan keadaanku, cukuplah sebagai penolongku adalah Allah dan sebaik – baik tempat untuk berlindung”. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ

Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim“.(QS. Al-Anbiya: 69). Ali bin Abi Thalib menafsirkan:”Yaitu jangan membahayakannya”.

Ibnu Abbas dan Abu Aliyah mengatakan:“Andai Allah tidak berfirman:”Dan penyelamat bagi Ibrahim, tentu dinginnya api tersebut membahayakan Ibrahim”. Kata “Hasbunallah wani’mal wakiil”, bukan hanya diucapkan oleh Nabi Ibrahim akan tetapi juga diucapkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perang uhud ketika orang – orang berkata kepada beliau:”Sesungguhnya orang – orang telah berkumpul untuk mengepungmu wahai Muhammad tidakkah engkau takut kepada mereka”, namun yang seperti itu tidaklah menggetarkan Rasul kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam akan tetapi justru bertambah keyakinan beliau kepada Allah Subhanahu wata’ala kemudian beliau berkata:“Hasbunallah wani’mal wakiil (cukuplah sebagai penolongku adalah Allah dan sebaik – baik tempat untuk berlindung)”, Allah Subhanahu wata’ala kemudian menurunkan pertolongannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Keutamaan “Hasbunallah wani’mal wakiil” 

Hasbunallah wani’mal wakiil (cukuplah sebagai penolongku adalah Allah dan sebaik – baik tempat untuk berlindung) dzikir ini adalah dzikir yang sangat disyariatkan bahkan termasuk diantara dzikir pagi dan petang, dan merupakan dzikir yang dibaca ketika kita merasakan ketakutan yaitu pada saat kita menghadapi sesuatu yang sangat mengkhawatirkan dan sangat genting, dan juga mengucapkannya ketika kita telah yakin bahwa tidak ada yang mampu memberi mudharat kecuali atas izin Allah dan tidak ada yang memberi manfaat juga kecuali karena atas izin Allah.

Andaikan Allah Subhanahu wata’ala memerintahkannya menjadi dingin maka ibrahim bisa binasa dengan dingin yang menusuk sebagaimana dalam neraka jahannam ada siksaan neraka yang disebut dengan samharir (dingin yang membuat seseorang itu jadi membeku), dan didunia terkadang kita mendengar ada seseorang yang meninggal karena kedinginan lalu bagaimana dengan neraka jahannam apinya 70 kali lipat dari api yang ada didunia ini, lalu bagaimana dengan dinginnya.

Mu’jizat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam

Ketika Ibrahim masuk ke dalam kobaran api maka tidak ada yang terbakar pada tubuhnya kecuali tali yang mengikat tangan dan kedua kaki beliau dan ketika beliau mendapati dirinya diselamatkan oleh Allah Subhanahu wata’ala, beliau segera sujud dan segera sholat dan pemandangan itu dilihat oleh kaumnya, mereka kemudian keheranan bahkan bapaknya  yang menjadi penentang Ibrahim ‘Alaihissalam sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia mengatakan:“Kata-kata terbaik yang diucapkan ayah Ibrahim kala melihat sang anak berada dalam kondisi seperti itu:“Sebaik-baik Rabb adalah Rabb-mu, wahai Ibrahim!”.

Ibunya yang menyaksikan peristiwa tersebut mengeluarkan perkataan sebagaimana dinukil dari Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ikrimah, bahwa ibu Ibrahim melihat ke arahnya lalu memanggil:“Anakku! Aku ingin ke tempatmu itu, berdoalah kepada Allah agar menyelamatkanku dari panasnya api di sekelilingmu”. ‘Baik,’ sahut Ibrahim. Ibu Ibrahim kemudian datang ke tempatnya tanpa terkena sedikit pun jilatan api. Saat sampai di tempat Ibrahim, ia memeluk dan menciumnya, setelah itu ia kembali”.

Ini disebut dengan mu’jizat yang diluar kebiasaan manusia yang sama dengan karomah namun perbedaannya mu’jizat hanya diberikan kepada para Nabi Allah Subhanahu wata’ala untuk menunjukkan risalah kenabian yang mereka bawa, adapun karomah diberikan kepada wali – wali Allah yang sholeh  sebagaimana Maryam ‘Alaikassalam yang mendapatkan karomah setiap saat didalam mihrab sampai – sampai zakaria heran, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: “Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?” Maryam menjawab: “Makanan itu dari sisi Allah”. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab“. (QS. Ali-Imran :37).

Benar – benar karomah karena apa yang ada dimihrab Maryam ‘Alaikassalam adalah buah-buahan yang mestinya dimusim dingin tetapi ada dimusim panas dan buah-buahan yang mestinya ada dimusim panas ada dimusim dingin. Dan ini tidak diberikan kepada orang – orang yang tidak bertakwa dan beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala. karena ada hal – hal yang diluar kebiasaan manusia dimana ada seseorang yang tidak terbakar dengan api dan ada yang bisa berjalan diatas udara ada yang bisa memakan pecah beling atau memakan paku dan menusuk tubuhnya dengan pedang entah ia merupakan tipuan ataukah memang terjadi atas bantuan jin dan syaithan dan bukan karomah.

Ketika disampaikan kepada Imam Syafii Rahimahullah bahwasanya ada yang mengatakan Al Laits bin Sa’ad mengatakan:”Jika engkau melihat bahwasanya ada orang yang bisa berjalan diatas air jangan engkau tertipu dengannya sampai engkau melihat pengamalan sunnahnya”, beliau kemudian berkata:”Apa yang dikatakan oleh Al Laits itu sangat singkat”, beliau menambahkan:”Jika engkau melihat orang yang bisa berjalan diatas air, terbang diatas udara, duduk bersila diatas udara jangan engkau percaya sebelum melihat pengamalan Al-Qur’an dan Sunnahnya”. Jika nampak darinya alamat kefasikan seperti ia tidak mengerjakan sholat berjama’ah, tidak menghadiri sholat jum’at atau tidak memperhatikan kebersihan atau tidak memperhatikan sunnah maka itu bukan karomah akan tetapi istidraj karena syaithan bisa terbang antara timur dan barat, jadi jangan tertipu oleh mereka karena mereka adalah diatara dajjal – dajjal kecil yang muncul sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam:”Sampai munculnya dajjal yang besar yang membawa sesuatu yang diluar kebiasaan”.

Kita butuh peneguhan dari Allah Subhanahu wata’ala karena ketika dajjal berkata:”Wahai langit turunkan hujan maka segera hujan turun pada waktu itu, jika ia berkata wahai bumi keluarkan tanamanmu maka ia segera mengeluarkan tanamannya dan ia bisa menghidupkan orang yang mati”. Dan yang dihidupkan oleh dajjal adalah keluarga yang telah lama meninggal namun yang bangkit adalah syaithan yang menyerupainya dengan tujuan untuk menipu manusia. Inilah perbuatan dajjal pada akhir zaman.

Tidak bisa dibayangkan berapa banyak orang yang tergelincir pada zaman ketika dajjal muncul sedangkan dizaman sekarang dajjal – dajjal kecil yang muncul banyak yang mengakui dan mengikutinya dengan kedustaan dan tipu daya yang mereka tampakkan kepada manusia dengan tujuan agar manusia menjadi yakin dan percaya terhadap perbuatan mereka.

Wallahu A’lam Bish Showaab

Bersambung (Kisah Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam Sesi 3)



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Sabtu, 31 Muharram 1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : http://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here