Kisah Nabi Sholeh ‘Alaihissalam Sesi 1

0
581

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Nabi Sholeh Keturunan Arab

Nabi Sholeh ‘Alaihissalam  merupakan Nabi keturunan orang arab begitu juga dengan Nabi lain seperti : Hud, Syuaib, Muhammad. Arab terbagi 2 : Arab Al Aribah yaitu arab asli dan Arab musta’ribah yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ismail, yang disebut juga Arab Adnaniyah. Hasil perkawinan, seperti Ismail ‘Alaihissalam (non arab) menikah dengan seorang wanita dari kabilah arab.

Sholeh Nama Yang Indah

Sholeh merupakan nama yang baik dan indah untuk diberikan nama kepada anak yang baru lahir karena nama yang baik memberi pengaruh kepada seseorang karena merupakan bagian dari doa, dan juga nama yang buruk dapat memberi pengaruh yang buruk kepada seseorang, dizaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam ada beberapa sahabat yang memiliki nama yang kurang baik maknanya seperti beliau mengubah barrah menjadi jamilah.

Jadi jika kita memiliki anak yang namanya kurang baik hendaklah mengubah namanya dengan nama yang memiliki makna yang baik sebagaimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam mengubah nama sebagian sahabat.

Letak Wilayah Tsamud

Nabi Sholeh ‘Alaihissalam diutus oleh Allah Subhanahu wata’ala kepada kaum Tsamud suatu kaum yang terlatak diantara Hijaz dan Tabuk, ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat ke tabuk dan beliau lewat ditempat tersebut, beliau menyampaikan kepada para sahabatnya bahwa disinilah kaum Tsamud lalu berkata:”Janganlah kalian masuk ke dalamnya kecuali kalian dalam keadaan menangis, jika kalian tidak mampu menangis maka sepertilah orang menangis“.

Tidak disunnahkan mengunjungi tempat – tempat yang didalamnya ada peribadatan selain kepada Allah Subhanahu wata’ala atau tempat yang mana Allah pernah menghancurkan suatu kaum ditempat tersebut, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berangkat ke kota makkah melewati lembah yang bernama Wadi Muhassir beliau mempercepat jalannya ditempat tersebut lalu berkata:”Ditempat ini pernah ada kaum yang dibinasakan oleh Allah Subhanahu wata’ala agar kita tidak tertimpa seperti apa yang menimpa mereka”,

Kesuburan dan Peradaban Negeri Tsamud

Mereka kaum Sholeh hidup setelah kaum ‘Aad bahkan kaum Tsamud merupakan bekas penjajahan kaum ’Aad, negeri kaum Tsamud subur baik tanaman, buah buahan, hasil bumi, peternakan bahkan mereka telah sampai pada puncak peradaban dan sampai sekarang sisa peninggalan mereka masih ada. Bagaimana peradaban mereka.? peradaban mereka seperti sebuah gunung yang langsung dibuat jadi rumah, bukan seperti sekarang dimana kita membuat rumah harus dari kayu terlebih dahulu kemudian diolah dan begitu pula dengan tegel harus melalui proses marmer dan seterusnya, akan tetapi mereka memotong – motong gunung tersebut kemudian membuatnya menjadi rumah.

Namun dipuncak peradaban kaum Tsamud tidak membuat mereka semakin beriman kepada Allah Subhanahu wata’ala  sebagaimana yang terjadi pada kaum ‘Aad begitu pula yang menimpa kaum Tsamud, mereka diperalat oleh Syaithan, mereka terjatuh dalam kekufuran dan kesyirikan, mereka menyembah berhala, Allah lalu mengutus Nabi Sholeh ‘Alaihissalam kepada kaum Tsamud mereka dikatakan Akhahum yaitu saling mengenal diantara mereka karena mereka dari kaumnya sendiri dan mereka mengenal siapa Nabi Sholeh baik keistiqamahan, kejujuran dan lain – lain.

Para Nabi dan Rasul dijaga oleh Allah Subhanahu wata’ala sehingga beliau telah dikenal oleh kaumnya.

Dakwah Tauhid Nabi Sholeh

Dakwah Nabi Sholeh ‘Alaihissalam sama dengan Nabi – Nabi yang lain yaitu menyeru kaumnya agar menyembah Allah semata. Allah berfirman:

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih”. (QS. Al-A’raf : 73).

Ini merupakan kegelisahan seorang pembawa risalah dimana yang merisaukan mereka adalah akhirat dan mereka memiliki kasih sayang kepada kaumnya agar bagaimana dirinya dan kaumnya dapat selamat didunia dan akhirat,  begitulah tugas para da’i mereka peka dan prihatin dengan kondisi dan keadaan yang ada disekitarnya, bahkan seorang da’i harus banyak mengetahui urusan ummat. Kadangkala seorang da’i lupa akan dirinya sendiri disebabkan karena sibuk mengurusi ummat yang begitu banyak dengan permasalahan dan kesulitan yang begitu banyak, sebagaimana Nabi Musa ketika berada diatas perahu untuk berjumpa dengan Nabi Khidir dan khidir melubangi perahu yang ia tumpangi bersama Musa, kemudian Musa berkata:”Engkau melubanginya untuk menenggelamkan pemiliknya”, Musa tidak mengatakan untuk menenggelamkan kita semua, padahal beliau juga berada diatas perahu tetapi beliau tidak sempat memikirkan dirinya yang selalu ia fikirkan adalah orang lain.

Nabi Sholeh Memberi Kabar Peringatan Kepada Ummatnya

Jadi Nabi Sholeh “Alaihissalam memikirkan saudaranya dan ummatnya bagaimana bisa selamat dan masuk ke dalam surga  sehingga Nabi Sholeh memberi peringatan kepada mereka, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِنْ بَعْدِ عَادٍ وَبَوَّأَكُمْ فِي الْأَرْضِ تَتَّخِذُونَ مِنْ سُهُولِهَا قُصُورًا وَتَنْحِتُونَ الْجِبَالَ بُيُوتًا ۖ فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّهِ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ مُفْسِدِينَ

“Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum ‘Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan”.  (QS. Al-A’raf : 73).

Jika jiwa atau nafsu mengajak untuk bermaksiat kepada Allah maka yang kita maksiati adalah nikmat Allah dan nikmat tersebut akan menjadi saksi atau musuh pada hari kiamat.

Begitulah islam melarang manusia untuk jatuh kepada kemungkaran, menyeruh kepada Akhlak yang baik yang mendatangkan keberkahan dari langit dan bumi siapa yang mengikutinya maka merekalah pengikut – pengikut Allah dan Rasulnya dan siapa yang berpaling dan mengikuti kemungkaran maka mereka adalah pengikut – pengikut syaithan baik syaithan dari kalangan jin maupun manusia.

Kaum Tsamud Menentang Dakwah Nabi Sholeh

Pada waktu itu kaum tsamud dihuni kurang lebih 5000 rumah. Nabi Sholeh ‘Alaihissalam berdakwah dan menyeruh mereka untuk mentauhidkan Allah namun hanya sedikit yang mengikuti ajakan dan seruan Nabi Sholeh ‘Alaihissalam bahkan bisa dihitung dengan jari, dalam riwayat yang disebutkan beliau diikuti lebih dari 100 orang. Kebanyakan dari mereka menentang dan menolak dakwah Nabi Sholeh ‘Alaihissalam. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

“Wahai Sholeh! Kami mengenalmu seorang yang pandai, tangkas dan cerdas, fikiranmu tajam dan pendapat serta semua pertimbangan mu selalu tepat. Pada dirimu kami melihat tanda-tanda kebajikan dan sifat-sifat yang terpuji. Kami mengharapkan dari engkau sebetulnya untuk memimpin kami menyelesaikan hal-hal yang rumit yang kami hadapi, memberi petunjuk dalam soal-soal yang gelap bagi kami dan menjadi ikutan dan kepercayaan kami di kala kami menghadapi krisis dan kesusahan. Akan tetapi segala harapan itu menjadi meleset dan kepercayaan kami kepadamu musnah hari ini dengan tingkah lakumu serta tindak tandukmu yang menyalahi adat-istiadat dan tatacara hidup kami. Apakah yang engkau serukan kepada kami? Engkau menghendaki agar kami meninggalkan persembahan kami dan nenek moyang kami, persembahan dan agama yang telah menjadi darah daging kami menjadi sebagian hidup kami sejak kami dilahirkan dan tetap menjadi pegangan untuk selama-lamanya.Kami sesekali tidak akan meninggalkannya karena seruanmu dan kami tidak akan mengikutimu yang sesat itu. Kami tidak mempercayai omong kosongmu bahkan meragukan kenabianmu. Kami tidak akan mendurhakai nenek moyang kami dengan meninggalkan persembahan mereka dan mengikuti jejakmu”.

Beginilah keadaan pembawa kebenaran mereka para Nabi dan Rasul yang diutus kepada suatu kaum digelari tukang sihir, gila dll, akan tetapi Nabi Sholeh ‘Alaihissalam senantiasa bersabar.

Berlanjut (Kisah Nabi Sholeh Sesi 2)

Wallahu A’lam Bish Showaab



Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Rabu, 08 Dzulhijjah  1438 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : http://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here