Kitabul Jami’ Hadist Ke 8 – Adab Memberi Salam dalam Rombongan

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Hadits dari ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

ٍيُجْزِئُ عَنْ اَلْجَمَاعَةِ إِذَا مَرُّوا أَنْ يُسَلِّمَ أَحَدُهُمْ, وَيُجْزِئُ عَنْ اَلْجَمَاعَةِ أَنْ يَرُدَّ أَحَدُهُمْ

“Cukuplah jika ada sekelompok orang (sebuah jama’ah) jika melewati jama’ah yang lain, maka cukup salah seorang dari jama’ah yang lewat tersebut satu orang memberi salam sudah cukup. Dan sebaliknya, demikian juga jama’ah yang disalami maka cukup satu orang bagi mereka untuk membalas salam tersebut”(HR. Ahmad dan Al-Baihaqi).

Ini diantara adab salam dan kita telah jelaskan hadist sebelumnya pada hadist pertama yang artinya:“Jika engkau berjumpa dengannya maka ucapkan salam kepadanya”. Adapun pada hadist diatas menjelaskan adab salam dalam rombongan, jadi jika ada sekelompok orang yang berjalan apakah semuanya harus mengucapkan salam jika ia berjumpa dengan orang sendirian, misalnya ada santri yang ingin membeli di MIM Mart sebanyak 5 orang kemudian mereka bertemu dengan Ustadz di jalan maka jika mereka berjama’ah cukup diwakili satu orang dan tidak mesti semuanya memberi salam, tetapi jika semuanya memberi salam maka tidak mengapa karena terdapat keumuman hadist yang telah kita sebutkan sebelumnya dimana dalam hadist tersebut disebutkan jika engkau berjumpa dengannya ucapkan salam, olehnya jika satu orang menucapkan salam maka satu orang itu sudah cukup menanggung salam yang lain sebaliknya jika ada satu orang memberi salam kepada jama’ah yang terdiri banyak orang, misalkan ada 5 orang yang berjalan kemudian Ustadz lewat memberi salam kepada mereka maka cukup satu orang dari rombongan tersebut menjawab salam.

Memberi salam hukumnya sunnah sedangkan menjawab salam hukumnya wajib, oleh karena itu jika kita beri salam kepada orang yang berjama’ah kemudian tidak ada yang menjawab salam kita maka semuanya mendapatkan dosa namun jika ada satu orang yang menjawab salam dari kita maka yang lain tidak berdosa jika tidak menjawab salam namun jika semuanya menjawab salam maka itu yang lebih baik.

Ulama kita berkata:”Memulai salam kepada jama’ah itu adalah sunnah kifayah maksudnya jika ada satu yang memberi salam maka sudah menggugurkan dari yang lain namun yang lebih afdhal adalah jika semuanya memberi salam karena terdapat keumuman dari hadist Nabi:”Sebarkanlah salam”, ini menunjukkan perintah secara umum, ulama kita berbeda pendapat tentang makna salam itu sendiri ada yang mengatakan:”As Salam yang kita ucapkan kepada saudara kita yang dimaksudkan adalah nama dari nama – nama Allah sehingga ketika kita mengucapkan:”Assalamu ‘alaikum”, seakan akan kita berkata:”Engkau berada dibawah penjagaan Allah Subhanahu wata’ala”, jadi ucapan salam merupakan doa, sebagian ada yang mengatakan:”Makna As Salam adalah keselamatan senantiasa bersamamu”, diantara salah satu dari nama – nama surga adalah darussalam, Allah berfirman:

 لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۖ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Bagi mereka (disediakan) darussalam (surga) pada sisi Tuhannya dan Dialah Pelindung mereka disebabkan amal-amal saleh yang selalu mereka kerjakan”. (QS. Al-An’am: 127).

Di dalamnya tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi beban, Allah Berfirman:

لَا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلَا تَأْثِيمًا إِلَّا قِيلًا سَلَامًا سَلَامًا

“Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam”. (QS. Al-Waqi’ah : 25-26). Dalam surga mereka tidak akan lagi mendengarkan perkataan yang sia-sia begitupula perkataan yang mendatangkan dosa. Di dunia ini kita banyak mendengar perkataan yang tidak baik bahkan perkataan yang jorok yang didalamya ada dosa, sering kita mendengar ghibah, namimah, hoaks dan semisalnya adapun di surga ucapan mereka adalah ucapan salam, perkataan yang membuat hati bahagia, tidak ada lagi perasaan kebencian antara yang satu dengan yang lain karena semuanya telah dicabut oleh Allah, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَىٰ سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ لَا يَمَسُّهُمْ فِيهَا نَصَبٌ وَمَا هُمْ مِنْهَا بِمُخْرَجِينَ

“Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya. (QS. Al-Hijr : 27-28). Semoga Allah Subhanahu wata’ala menyampaikan kita semua disurga Darussalam.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here