Harmantajang.com – Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”. (QS. At-Tin: 06).
Pada ayat ini seakan akan Allah mengatakan:”Kami menciptakan manusia dengan sebaik-baik penciptaan kemudian dia kembali dalam kedaan dan kondisi yang buruk kecuali orang-orang yang beriman dan orang yang beramal sholeh tidak diperlakukan seperti itu”.
Olehnya inilah mengapa Imam Ibnul Qayyim mengatakan:”Ini untuk orang-orang kafir dan diperkuat dengan firman Allah dalam Surah Al-Insyiqaq:
فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ , إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
“Maka beri kabar gembiralah mereka dengan azab yang pedih, tetapi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnya”. (QS. Al-Insyiqaq: 24-25).
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Perkara ini dapat Membatalkan Salatmu
Imam Ibnul Qayyim mengatakan:”Baik orang yang beriman dan orang yang tidak beriman semuanya akan menua, semuanya akan melemah itu sudah menjadi sunnahtullah”.
Ada sebagian orang yang beriman kepada Allah walaupun tidak ada nash yang menyebutkan hal tersebut dan kita bisa lihat bahwasanya orang yang menjaga dirinya dengan ketaatan dia akan dijaga oleh Allah Subhanahu wata’ala sampai ia memasuki usia senja.
Lebih lanjut, minimal akalnya yang dipelihara oleh Allah Subhanahu wata’ala atau bahkan fisik dan jasadnya, ini diantara tafsiran hadist Nabi:“Jagalah Allah niscaya Allah akan menjagamu”.
Jika engkau menjaga Batasan-batasan Allah maka Allah akan menjagamu, menjaga hartamu, keluargamu, keturunanmu dan ini balasan sesuai dengan amal perbuatan, sejarah telah menunjukkan hal tersebut sebagaimana puteri Abu Bakar as Shiddiq.
Baca Juga: Salat yang Ditunaikan Lebih Baik Ketimbang Dunia dan Seisinya
Dikisahkan Asma bintu Abu Bakar yang diberi gelar:”Dzatun nithaqain (Wanita yang membelah dua ikat pinggangnya), dia mendapatkan gelar tersebut karena ketika Nabi hijrah bersama dengan Abu Bakar as Shiddiq beliau yang membawakan bekal ke Gua Tsur dan untuk mengikat bekal itu dia tidak mendapatkan tali.
Ia kemudian mengeluarkan tali ikat pinggangnya dan membelah menjadi 2 kemudian separuh dia ikat dipinggangnya dan separuhya lagi dia gunakan untuk mengikat makanan sehingga diberi gelar demikian yang maknanya adalah satu belahan lebih baik dari pada dunia beserta isinya.
Ayat ini (QS. At-Tin :06) menjadi kabar kembira bagi para pemuda yang sehat, taat dan rajin beribadah kepada Allah Subhanahu wata’ala karena Allah mengatakan:”Maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya”.
Jadi selama kita masih sehat-sehat, selama kita masih kuat terutama bagi para pemuda perbanyak mengerjakan ibadah kepada Allah Subhanahu wata’ala, mengapa demikian karena akan datang suatu masa dimana kita tidak mampu lagi mengerjakan semua jenis ibadah karena semua kekuatan kita sudah melemah.
Misalkan puasa sunnah, sungguh beruntung orang yang rutin mengerjakannya sehingga nanti ketika ia tua dan tidak mampu lagi mengerjakannya maka pahalanya dituliskan secara sempurna tanpa berkurang sedikitpun.