Harmantajang.com – Pernah suatu hari, Aisyah Radhiallahu anha dituduh melakukan perbuatan keji selingkuh dengan sahabat Safwan radhiallahu anhum salah satu di antara sahabat ada yang termakan isu itu yang bernama Mistah.
Dia merupakan kerabat dekatnya Abu Bakar Siddiq seorang Muhajirin dan seorang yang miskin yang mendapatkan bantuan nafkah dari Abu Bakar Siddiq. Setelah turun ayat dari Allah, yang menegaskan bahwasanya Aisyah ya berlepas dari tuduhan itu beliau adalah wanita yang suci.
Allah menurunkan firman-Nya, mereka terlepas dari tuduhan-tuduhan keji mereka merasa sakit hati kepada keluarganya,ini yang dikatakan istilah kita air susu dibalas dengan air tuba mengapa dia tega ikut menyebarkan berita dusta itu.
Beliau kemudian bersumpah dan berkata saya tidak akan lagi memberikan nafkah dan bantuan kepada Mistah. Turunlah teguran dari Allah:
Baca Juga: Air Wudhu Tertelan Ketika Kumur-kumur, Apakah Membatalkan Puasa?
“Janganlah salah seorang di antara kalian yang diberikan keluasan harta oleh Allah itu bersumpah untuk tidak memberikan bantuan ya kepada kerabatnya orang miskin dan orang yang berhijrah di jalan Allah dan nistah ya masuk dalam tiga kategori ini”.
Kemudian Allah berkata ‘Hendaknya mereka memaafkan dan melupakan apa yang terjadi, Apakah kalian tidak mau dosa kalian diampunkan oleh Allah subhanahu wa taala’?. Abu Bakar kemudian mengatakan tentu ya Rab Saya ingin dosa-dosaku diampunkan olehmu.
Akhirnya beliau memaafkan Mistah mengembalikan nafkah kepadanya bahkan lebih dari itu yang sebelumnya diberikan sebelum kejadian itu. Ini menunjukkan keutamaan memaafkan saudara-saudara kita, sebab balasan tergantung amalan yang kita lakukan.
Jika kita ingin dosa kita diampunkan dan dimaafkan oleh Allah maka milikilah sifat pemaaf dan seorang muslim itu hendaknya memiliki sifat dia cuek dan dia tidak terlalu mendetail akan kesalahan saudaranya kepadanya apalagi hal-hal yang bisa ditolelir.
Allah berfirman dalam Surat Asy-Syura Ayat 40:
وَجَزَٰٓؤُا۟ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ
Artinya: Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.
Baca Juga: Ramadhan Bulan Pendidikan: Mari Menjaga Lisan, Hindari Gibah!
Belajarlah mengalah untuk kebaikan yang lebih besar dan ini pahalanya sangat besar di sisi Allah dan dikatakan itu memang berat dan tidak mungkin didapatkan kecuali orang yang menginginkan pahala yang besar di sisi Allah.
Memiliki sifat kesabaran karena kita harus menyabarkan diri kita ya harus mengelus dada kita. Allah mengatakan terutama dengan memaafkan saudara kita Amalan kita akan diangkat kepada Allah.