Harmantajang.com – Pernah suatu ketika sekelompok budak datang kepada beliau karena merasakan beban yang begitu berat dari majikan mereka, akhirnya mereka berkata kepada Imam Ibnu Jauzi:
”Ya Syaikh tolong berikutnya bahas tentang keutamaan membebaskan budak kami terisiksa sekali”, mereka tahu bahwasanya jika Ibnu Jauzi yang menyampaikan keutamaan membebaskan budak maka para majikan akan membebaskan budaknya.
Ibnu Jauzi mengatakan:“Baik insyaAllah”, keesokan harinya mereka menunggu-nunggu dimajelis ternyata imam Ibnu Jauzi tidak membahas keutamaan membebaskan budak, pekan berikutnya beliau membahas tema yang lain.
Baca Juga: Niat dan Ikhlas, Penentu Diterimanya Amalan Seseorang
Setelah pekan ketiga mereka meminta beliau menyampaikan keutamaan membebaskan budak dimajelis beliau hadir para majikan setelah beliau menyampaikan keutamaan membebaskan budak para majikan membebaskan budaknya dijalan Allah.
Para budak datang kepada Imam Ibnu Jauzi:”Ya imam mengapa terlambat 3 pekan untuk disampaikan kami tersiksa”, Imam Ibnu Jauzi berkata:
”Sejak kalian meminta saya membawakan materi itu saya sudah siap tetapi saya tidak punya budak untuk saya bebaskan olehnya saya bekerja dulu mengumpulkan dana untuk beli budak lalu saya bebaskan karena saya tidak mau menyampaikan sesuatu yang belum saya amalkan”.
Baca Juga: Demi Matahari dan Cahayanya di Pagi Hari (Tadabbur QS. Asy-Syams ayat 01)
Aku berkata:”Kalau aku tidak bisa melakukan hal itu juga bagaimana Ya Rasulullah?”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:” buruk kepada manusia, karena yang demikian itu adalah sedekah yang kamu sedekahkan atas dirimu sendiri“.
Dari kisah singkat diatas, dapat dipetik pelajaran bahwa ketika menyampaikan suatu kebenaran maka sebisa mungkin kita melakukan kebaikan itu. Sebaliknya, jika belum mampu melakukan maka sekurang-kurangnya kita mencegah dari berbuat yang buruk.