Harmantajang.com – Perjalanan hidup para nabi dan rasul merupakan perjalanan yang mulia dan agung dalam hidup ini. Untuk itu, kita dianjurkan selalu mengambil ibrah temasuk dalam kisah Khidir dan Musa.
Kisah Khidir dan Musa Melubangi Perahu
Sebuah kisah ketika Nabi Khidir mengambil kapak kemudian melubangi perahu dari dalam dan tentu hal ini diingkari oleh Nabi Musa dan Nabi Musa lupa dengan syarat yang disampaikan oleh Nabi Khadir tentang jangan bertanya sebelum disampaikan alasannya.
Tiba-tiba Nabi Musa berkata sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah:
فَانْطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا
“Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata:”Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?” Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar”. (QS. Al-Kahfi: 71).
Pertanyaan:“Nabi Musa dan Khidir berada diluar perahu atau di dalam perahu pada saat Nabi Khadir melubangi perahu. ?”, jawabannya beliau di dalam perahu, tapi disini Nabi Musa mengatakan:
“Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?“, Musa tidak berkata:”Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan kita ”. Jadi Musa lupa bahwasanya dia juga akan tenggelam, Musa lupa dirinya karena dia memikirkan ummat atau memikirkan orang lain dari pada dirinya sendiri.
Baca Juga: Bulan, Siang dan Malam (Tadabbur Surah Asy-Syams Ayat 2)
Nabi Khidir kemudian menjawab perkataan Nabi Musa:
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا
“Dia (Khidhr) berkata: “Bukankah aku telah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku”. (QS. Al-Kahfi: 72).
Seakan akan Khadir berkata:“Engkau sudah lupa wahai Musa, ini syarat antara aku dengan engkau agar engkau bisa mengikutiku“. Pada peristiwa ini beliau betul-betul lupa, akhirnya beliau berkata:
قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا
“Musa berkata: “Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku”. (QS. Al-Kahfi: 73).
Musa spontan dan reflex mengingkarinya, beliau kemudian dimaafkan oleh Khadir.
Musa Mengingkari Perbuatan Khidir
Keduanya melanjutkan perjalanan tiba-tiba khidir melihat ada sekelompok anak yang sedang bermain dia mencari anak yang paling ganteng parasnya kemudian anak itu dia bawa ke balik sebuah batu besar dan dibunuh ditempat itu.
Nabi Musa harus mengingkari kemungkaran tersebut, jadi yang pertama Musa sudah lupa adapun peristiwa yang kedua ini dia tidak lupa dan dia melihat hal tersebut karena dia seorang Nabi maka beliau harus mengingkari perbuatan Khadir, beliau kemudian berkata:
فَانْطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا لَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا
“Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar”. (QS. Al-Kahfi: 74).
Baca Juga: Bulan, Siang dan Malam (Tadabbur Surah Asy-Syams Ayat 2)
Disini Khidir kembali mengingatkan Musa, Faidah:”Coba perhatikan di mushaf pada peritiwa yang pertama Khadir mengatakan:
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا
“Dia (Khidhr) berkata: “Bukankah aku telah berkata: “Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku”.(QS. Al-Kahfi: 72).
Adapun pada peristiwa yang kedua Beliau berkata:
قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا
“Khidhr berkata:”Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?”. (QS. Al-Kahfi: 75).
Pada ucapan khidir yang kedua ada tambahan kata “Laka” dalam ayat, adapun pada perkataan khadir yang pertama tidak ada, jadi perkataan Khadir yang kedua sebagai bentuk penegasan agar Musa tidak bertanya lagi.
Akhirnya Musa kembali minta maaf dengan berkata:
قَالَ إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي ۖ قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا
“Musa berkata:”Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku”. (QS. Al-Kahfi: 76).
Beliau dimaafkan oleh Khidir dan diberikan kesempatan sekali lagi oleh khadir dan disinilah ketika Rasulullah menceritakan kisah ini Rasulullah berkata:
”Rahimallahu Musa andaikan beliau bisa sedikit bersabar saja maka masih banyak ilmu yang lain yang bisa kita pelajari dari Khidir tapi Nabi Musa tidak bersabar”. Ini pelajaran bahwasanya jika kita tidak bersabar maka bisa menjadi sebab kita tidak mendapatkan apa yang kita cita-citakan, jadi harus kita bersabar.