Harmantajang.com – Dalam diri manusia, ia disifati dengan Nafsu Mutmainnah yang senang dan cinta untuk mengerjakan kebaikan dan amalan sholeh agar dengan sendirinya kita menjadi orang yang benci terhadap keburukan dan dosa.
Diantara salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sebagai berikut:
اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا، اللهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا يُسْتَجَابُ لَهَا
“Ya Allah karuniakan ketakwaan pada jiwaku. Sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya, Engkau-lah Yang Menjaga serta Melindunginya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak manfaat, hati yang tidak khusyu, dan doa yang tidak diijabahi”. (HR. Muslim 2722).
Baca Juga: Maka bagi Mereka Pahala yang Tiada Putus-putusnya (Tafsir QS. At-Tin ayat 6)
Adukan kepada Allah Subhanahu wata’ala mengapa kita sekarang tidak merasakan kelezatan ibadah, seperti yang pernah kita rasakan sejak pertama kali kita mendapatkan hidayah mengapa mudahnya kita terjatuh dalam kemaksiatan.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
“Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus”. (QS. Al-Hujarat: 7).
Ayat diatas menunjukkan bahwasanya ketika manusia didalam dirinya dihiasi dengan Nafsu Mutmainnah maka ia akan cenderung cinta kepada keimanan sehingga keimanan tersebut menjadi lezat dalam hatinya dan benci kepada kekufuran, kefasikan, dan kedurhakaan.
Adapun jika didalam dirinya dihiasi dengan Nafsu Ammarah maka kecenderungan sifatnya bertentangan dangan ayat diatas dimana dia akan lebih benci kepada keimanan dan menjadikan keimanan yang dia benci tersebut lezat dalam hatinya yang gelap dan kotor.
Baca Juga: Jangan Disepelekan, Perkara ini dapat Membatalkan Salatmu
Kemudian dia akan cinta kepada kekufuran, kefasikan, dan kedurhakaan, Naudzubillahi mindzalik. Semoga Allah Subhanahu wata’ala menghiasi diri kita dengan Nafsu Mutmainnah yang senantiasa mengajak kepada kebaikan serta ketawaan kepada Allah Subhanahu wata’ala.
Semoga Allah Subhanahu wata’ala menjauhkan kita dari Nafsu Ammarah yang dapat membuat kita benci kepada keimanan dan cinta kepada kekufuran dan yang semisal dengannya yang mengajak kepada neraka Allah Subhanahu wata’ala.