Harmantajang.com – Setiap amalan yang kita lakukan dijanjikan akan dibalas dengan pahala oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Namun, agar ibadah kita dapat diterima di sisi-Nya, kita wajib menjaga niat dan keikhlasan dalam beribadah.
Pentingnya Niat yang Ikhlas
Dasar dari diterimanya suatu perbuatan amal terletak pada niatnya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ
“Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga: Doa Tak Kunjung Dikabulkan?, Inilah Penyebabnya
Dari hadis tersebut, kita memahami bahwa setiap amalan harus didasari dengan niat yang tulus (ikhlas) semata-mata karena Allah subhanahu wa ta’ala. Tanpa adanya niat yang ikhlas, setiap amalan yang dilakukan tidak akan bernilai di sisi-Nya.
Implementasi Keikhlasan dalam Amalan
Setiap amalan termasuk membaca Al-Qur’an, berzikir, bersedekah, dan berdoa akan menambah nilai pahala kita di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Syaratnya adalah bahwa kita harus melaksanakannya dengan niat yang ikhlas dan penuh kesungguhan.
Keikhlasan dalam beribadah telah dicontohkan dengan indah oleh para pendahulu saleh. Salah satu contoh keikhlasan yang mulia adalah yang ditunjukkan oleh sahabat Nabi, Utsman bin Affan radhiallahu Anhu. Utsman bin Affan dikenal sebagai seorang dermawan dan selalu ikhlas dalam membantu sesama.
Ketika kaum muslimin berada dalam kesulitan untuk mendapatkan air bersih, Utsman bin Affan menunjukkan keikhlasannya. Beliau membeli sebuah sumur dari seorang Yahudi dengan harga yang sangat mahal.
Sumur tersebut kemudian diwakafkan untuk kepentingan umat Islam. Perbuatan mulia ini dilakukan hanya untuk semata-mata keikhlasannya dalam beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Baca Juga: Kematian: Rahasia Ilahi yang Pasti Menjemput
Menjaga Ibadah dari Noda Duniawi
Oleh karena itu, marilah kita senantiasa menjaga niat dan keikhlasan kita dalam beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala semata. Kita harus memastikan bahwa ibadah kita tidak ternodai oleh niat yang tidak ikhlas.
Niat yang tidak ikhlas bisa berupa keinginan untuk dipuji oleh orang lain atau untuk mendapatkan kepentingan duniawi. Marilah kita jadikan setiap amalan yang kita lakukan sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita dan memberikan keberkahan, rahmat, dan ampunan-Nya. Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik dan bertakwa kepada-Nya.




