Keteguhan Iman: Pelajaran dari Nabi Yusuf dan Kisah Seorang Pelajar

Pohon
Pemandangan pohon di malam hari/Unplash

Harmantajang.com – Dalam menghadapi godaan maksiat, keteguhan iman diperlukan seperti pelajaran dari Nabi Yusuf dan kisah seorang pelajar. Keteguhan hati dan perlindungan kepada Allah adalah kunci utama. 

Kisah-kisah teladan, baik dari para nabi maupun individu saleh, senantiasa mengajarkan kita bagaimana menghadapi ujian iman.

Metode Nabi Yusuf: Berlindung Kepada Allah 

Salah satu cara utama yang bisa kita teladani adalah metode Nabi Yusuf Alaihissalam. Ketika dihadapkan pada godaan yang datang dari seorang wanita, Nabi Yusuf segera bersandar dan berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Pelajaran pentingnya adalah saat maksiat berada di hadapan kita, kita harus mengucapkan:

أَعُوذُ بِاللَّهِ السَّمِيعِ الْعَلِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ مِنْ هَمْزِهِ وَنَفْخِهِ وَنَفْثِهِ

Artinya: aku berlindung kepada Allah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui dari gangguan setan yang terkutuk, dari kegilaannya, kesombongannya, dan nyanyiannya yang tercela–atau syair atau sihirnya.

Bahkan jika perlu besarkan suara kita untuk mengusir setan. Selain itu, sangat penting untuk mengingat akan hukuman yang disiapkan oleh Allah.

Baca Juga: Keyakinan Tak Tergoyahkan, Pertolongan Allah di Tengah Kesulitan

Kisah Pelajar Saleh di Mesir 

Seorang tenaga pengajar di Masjid Nabawi dan anggota Utusan Nabi Muhammad menceritakan kisah seorang pelajar dari Saudi yang menempuh pendidikan di Mesir, pemuda ini dikenal sebagai pemuda yang saleh. 

Ia tinggal di sebuah asrama dan bertetangga dengan sebuah keluarga yang memiliki anak gadis yang cantik. Anak gadis ini kemudian jatuh cinta kepada pemuda tersebut dan berniat untuk melakukan maksiat dengannya.

Pada suatu malam di puncak musim dingin, saat angin bertiup sangat kencang, gadis itu mencari akal. Ia pura-pura mengetuk pintu kamar pemuda tersebut dengan nada menangis, mengklaim bahwa ia diusir oleh ayahnya dan meminta izin untuk berlindung di rumahnya.

Tanpa sempat pemuda itu berpikir, wanita itu langsung masuk dan menutup pintu. Ternyata, wanita ini memiliki maksud lain.

Ujian dan Keteguhan Hati 

Menghadapi situasi yang sulit ini, pemuda saleh tersebut melakukan tindakan yang luar biasa. Ia masuk ke kamarnya, menyalakan lilin, dan kemudian memasukkan tangannya ke dalam api lilin tersebut, lalu menariknya kembali. 

Sambil melakukan itu, ia berkata kepada dirinya sendiri, “Wahai jiwaku, jika engkau mampu menahan api neraka Allah Subhanahu wa Ta’ala, lakukanlah”. 

Ia menyadari bahwa api dunia saja tidak mampu dia tahan, apalagi api neraka yang 70 kali lipat lebih panas. Tindakan ini ia lakukan berulang kali hingga pagi hari.

Buah dari Keteguhan: Ganti yang Lebih Baik dari Allah 

Melihat keteguhan iman pemuda tersebut, wanita itu akhirnya menyerah. Ia keluar dan menemui ayahnya, menyatakan bahwa ia tidak ingin menikah kecuali dengan pemuda saleh itu. Ayahnya kemudian datang melamar pemuda tersebut, dan lamaran itu diterima. Mereka berdua pun menikah.

Kisah ini adalah bukti nyata dari kaidah penting dalam Islam: “Barangsiapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, Allah akan memberikan ganti yang lebih baik”.

Baca Juga: Syukur: Amalan Ringan, tetapi Sering Dilalaikan

Jangan Ragu dan Percayalah pada Rezeki Allah 

Kisah ini mengingatkan kita untuk tidak mudah dipermainkan oleh setan dalam segala hal. Jangan ragu untuk meninggalkan sesuatu yang kita tahu itu haram atau syubhat. Rezeki kita ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Seperti yang disebutkan, “rezeki kalian telah diatur oleh Allah”. Allah bahkan bersumpah untuk menegaskan bahwa rezeki adalah sesuatu yang hak, sebagaimana kita bisa berbicara.Kita terkadang diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, namun jika kita mampu melewati ujian itu, kita akan merasakan kelezatan di dalam hati kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here