Pencabutan Ruh Manusia: Jalan Berbeda Menuju Alam Barzah

Lorong
Ilustrasi lorong gelap dan hutan/Unplash

Harmantajang.com – Setiap manusia memiliki ruh, dan pencabutan ruh manusia adalah jalan berbeda menuju alam barzah. Ketika ruh telah dicabut, jasad tidak dapat bergerak lagi dan hanya tinggal dikebumikan.

Oleh karenanya, memahami proses ini adalah sebuah peringatan keras mengenai pentingnya mempersiapkan diri di dunia.

Ruh Orang yang Beriman: Kenikmatan yang Datang Perlahan

Ruh orang yang beriman dicabut dengan perlahan-lahan. Proses pencabutan ruh ini digambarkan oleh Nabi seperti air yang keluar dari mulut cerek dengan sangat halus. Meskipun dicabut dengan perlahan, pasti ada rasa sakit. 

Namun, para ulama menyebutkan bahwa sakitnya orang beriman ini akan menjadi penggugur dosa-dosa yang terakhir baginya. Saat ruh dicabut, mata orang yang meninggal biasanya akan terbelalak atau terbuka, karena mata mengikuti perjalanan ruh.

Oleh karena itu, disunahkan bagi kita untuk menutup matanya sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Setelah ruh keluar, malaikat akan membungkus ruh tersebut dengan kain kafan. 

Kain kafan ini dibawa oleh malaikat dari Surga, dan memiliki bau yang sangat harum. Malaikat kemudian membawa ruh ini ke langit. Pintu-pintu langit akan dibuka, dan setiap malaikat di setiap tingkatan langit akan bertanya, mengenali ruh tersebut dari baunya yang harum.

Ruh kemudian dikembalikan ke kubur untuk menjalani pertanyaan kubur dari malaikat yang bertugas di alam barzah. Apabila hamba Allah ini menjawab dengan benar, akan ada seruan dari langit yang menyatakan bahwa hambanya ini benar dan dibukakan pintu menuju Surga. 

Di alam barzah, kuburan baginya bisa menjadi taman dari taman-taman surga. Orang beriman bahkan berharap datangnya Hari Kiamat karena ia tahu kenikmatan yang menantinya di hari kemudian akan jauh lebih besar daripada kenikmatan yang sudah ia rasakan di alam kubur.

Baca Juga: Akan Tiba, Kematian yang Sering Terlupakan

Ruh Orang yang Tidak Beriman: Ditarik dengan Paksa

Sebaliknya, orang yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengalami proses pencabutan ruh yang sangat menyakitkan. Ruh mereka akan ditarik dengan paksa.

Nabi menggambarkan proses penarikan paksa ini seperti besi yang berdurian ditarik pada kapas yang basah. Ruh mereka akan dibungkus dengan kain kafan dari Neraka. Ketika ruh dibawa ke langit, semua pintu langit akan mendustakannya dan tidak dibuka. 

Ruh ini adalah milik orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami mereka tidak percaya dengan Hari Berbangkit, Hari Kiamat, nikmat kubur, atau azab kubur.

Mereka tidak akan dimasukkan ke dalam surga kecuali jika ada seekor unta yang bisa melewati lubang jarum hal ini menunjukkan sebuah kemustahilan. Ruh kemudian dikembalikan ke kubur dan ditanya oleh malaikat dengan pertanyaan yang sederhana. 

Namun, karena kondisi mereka di dunia, mereka tidak bisa menjawab. Mereka hanya akan mengatakan bahwa mereka dulu pernah mendengarnya, tetapi mereka dibutakan dan dilupakan. Mereka pun mendapatkan azab di alam barzah.

Orang-orang kafir atau tidak beriman di alam barzah akan berdoa agar Hari Kiamat tidak datang. Hal ini karena mereka tahu bahwa jika siksaan di alam barzah sudah berat, siksaan yang menunggu mereka di Hari Kiamat (Neraka) akan jauh lebih dahsyat. 

Contohnya, keluarga Firaun dibakar oleh api di alam barzah, dan di Hari Kiamat akan dimasukkan ke dalam neraka yang lebih besar.

Baca Juga: Renungan Kematian: Pelajaran dari Surah Al-Mu’minun dan Alam Barzakh

Persiapan dan Penyesalan

Kita tidak tahu berapa lama kita akan tinggal di dalam kubur sampai Hari Kiamat datang, yang bisa jadi lebih dari 1400 tahun lamanya. Namun, orang yang beriman tidak akan merasakan penantian panjang itu; mereka seperti orang yang ditidurkan.

Setiap orang akan dibangkitkan sebagaimana ia meninggal. Siapa yang hidup dengan sesuatu, dia dimatikan dengan sesuatu itu. Kita harus memastikan bahwa kita tidak mati kecuali dalam keadaan muslim. 

Oleh karena itu, kita harus Muhasabah dan segera kembali kepada Allah selama kesempatan masih terbuka. Penyesalan seseorang terjadi di dua kondisi: 

Pertama, Saat kematian menjemputnya, ia meminta kepada Allah untuk dikembalikan kedunia agar bisa mengerjakan amalan saleh. Kedua, Saat ia dimasukkan ke dalam Neraka, ia menyesal dan memohon untuk dikembalikan ke dunia.

Kita harus memperbaiki sisa hidup kita, bertobat, menjalankan perintah Allah, dan rajin mengikuti majelis-majelis ilmu agar kita paham agama dan tahu cara beribadah kepada Allah yang standar atau wajib kita ketahui.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here