Harmantajang.com – Akhirat adalah tempat Allah membalas segala apa yang dilakukan oleh hamba-hambanya selama ia hidup didunia dan akhiratlah tempat yang kekal.
Firman Allah Subhanahu wata’ala dalam Q.S. Gafir Ayat 39:
يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ ۖوَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
“Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal”
Dengan demikian, kita harus bisa menundukkan jiwa yang secara tabiat memiliki sifat ketamakan dan senantiasa memerintahkan pemiliknya kepada keburukan.
Selain itu, seseorang juga harus senantiasa membiasakan jiwa untuk istiqamah diatas jalan Allah Subhanahu wata’ala. Sebab jiwa yang ada pada jasad ibaratnya seperti anak bayi yang disusui yang hendak disapih.
Kemudian hendak dihentikan oleh ibunya untuk menyusui. Pada awalnya berat namun seorang ibu yang tidak tega melihat anaknya menangis karena tidak menyusu sehingga dia harus bersabar.
Hal ini untuk membuat anaknya tenang karena terbiasa anak itu menyusui kepada ibunya. Seiring dengan perjalanan waktu ia tidak lagi bergantung pada air susu ibunya tersebut.
Begitulah jiwa kita perlu untuk dibiasakan bahkan pada awalnya dipaksakan dalam ketaatan. Tsabit Al Bunani Rahimahullah pernah mengatakan:
”Saya memaksa jiwaku untuk melaksanakan sholat namun setelah itu saya merasakan kelezatan di dalam menjalankan ibadah kepada Allah Subhanahu wata’ala”.
Oleh karenanya nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kita doa:
اللهُمَّ آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
“Ya Allah, berikanlah diriku ketakwaannya dan sucikanlah ia, karena Engkaulah sebaik-baik yang menyucikannya, Engkaulah penolong dan yang memilikinya”.