Harmantajang.com – Dalam sebuah kisah, diceritrakan Nabi Musa pernah dengan tekad yang kuat mengatakan:
”Saya tidak akan berhenti untuk berjalan atau bersafar sebelum tiba ditempat itu yang bernama Majma Al Bahrain yang kata Allah disitulah Khadir berada walaupun saya harus berjalan selama waktu yang lama“.
Ini Pelajaran bagi para penuntut ilmu dalam menuntut ilmu atau menghafal Al-Qur’an katakan kepada diri kita:”Saya tidak akan berhenti sebelum meraih cita-cita saya”, tidak boleh putus semangat, tidak boleh kendor, futur boleh sekali-sekali.
Olehnya, kita tidak boleh berhenti harus terus berjalan sampai cita-cita itu terwujudkan dan ini azzam yang dicontohkan oleh Nabi Musa ‘Alaihissalam, beliau mengatakan:” Saya tidak akan berhenti untuk berjalan atau bersafar sebelum tiba ditempat ….”.
Baca Juga: Demi Matahari dan Cahayanya di Pagi Hari (Tafsir QS. Asy-Syams Ayat 1)
Nabi Musa bertanya kepada Allah :”Ya Rabb bagaimana saya bisa mengenali orang itu atau bagaimana saya bisa tahu bahwasanya saya sudah sampai ditempat itu, Allah Azza Wajalla berkata:
“Bawalah bersama-sama kamu seekor ikan di dalam sangkar dan sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu”.
Faidah yang bisa kita ambil bahwasanya dalam menuntut ilmu dibutuhkan yang namanya azzat (perbekalan) makanya banyak dikalangan para ulama diantaranya Hisyam yang terkenal salah seorang perawi.
Bahkan dari ulama qiraat sampai ibunya menjual rumahnya untuk membiayai anaknya menuntut ilmu menuju Madinah berjumpa dengan Imam Malik, olehnya butuh perbekalan dan jangan selalu mencari yang gratisan.
Harus ada usaha, ini bagian dari pengorbanan, bahkan ada yang sampai kelaparan seperti Abu Hurairah yang bermulazamah kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menuntut ilmu.
Baca Juga: Lupa Tasyahud Awal, Apakah Harus Sujud Sahwi? (Q & A Seputar Islam Part 30)
Jadi Nabi Musa disuruh untuk berbekal dan bekalnya adalah seekor ikan (ikan mati yang diolah dan bisa tahan lama) ikan tersebut disimpan disebuah tempat yang dibawa oleh pembantunya Yusha.
Allah mengatakan dimana ikan itu tiba-tiba hidup disitulah tempatnya dan ini mu’jizat dari Allah Subhanahu wata’ala yang bisa menghidupkan sesuatu yang mati tidak ada yang mustahil bagi Allah Subhanahu wata’ala ni yang dijadikan sebagai tanda.
Nabi Musa ‘Alaihissalam berbekal dengan se’ekor ikan diberikan kepada muridnya Yusha, Yusha yang membawa ikan itu dan Yusha tidak diberitahu oleh Musa bahwasanya nanti ikan ini hidup dan jika hidup disitulah tempat yang kita tuju.