Harmantajang.com – Pernah ada orang datang kepada Nabi dia curhat dan mengeluh seperti ini:
ياَ رَسُوْلَ اللهِ ! إِنَّ فُلاَنَةَ تَقُوْمُ اللَّيْلَ وَتَصُوْمُ النَّهَارَ، وَتَفْعَلُ، وَتَصَدَّقُ، وَتُؤْذِيْ جِيْرَانَهَا بِلِسَانِهَا؟
“Wahai Rasulullah, si fulan sering melaksanakan shalat di tengah malam dan berpuasa sunnah di siang hari. Dia juga berbuat baik dan bersedekah, tetapi lidahnya sering mengganggu tetangganya”.
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
لاَ خَيْرَ فِيْهَا، هِيَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ
“Tidak ada kebaikan di dalam dirinya dan dia adalah penduduk neraka”. Para sahabat lalu berkata:
وَفُلاَنَةُ تُصَلِّي الْمَكْتُوْبَةَ، وَتُصْدِقُ بِأَثْوَارٍ ، وَلاَ تُؤْذِي أَحَداً؟
“Terdapat wanita lain. Dia (hanya) melakukan shalat fardhu dan bersedekah dengan gandum, namun ia tidak mengganggu tetangganya”. Beliau bersabda:
هِيَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Dia adalah dari penduduk surga”. (Shahih) Lihat Ash Shahihah (190) [89/121].
Rajin sholat, rajin puasa tetapi mengganggu tetangga tempatnya di neraka. Maksudnya dia tidak langsung dimasukkan kedalam surga akan tetapi dicuci terlebih dahulu di neraka.
Oleh karena itu, berhati-hatilah ketika hidup bertetangga karena ini berbahaya. Dan sebagai orang-orang yang beriman sudah seharusnya kita memuliakan satu sama lain.
Sebagaimana disebutkan dalam hadist Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab:
ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).