Sebaik-baik Manusia yang Panjang Umurnya dan Baik Amalannya

0
332
Ilustrasi seorang sedang beribadah/unsplash

Harmantajang.com – Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رضي الله عنه أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ خَيْرُ النَّاسِ قَالَ «مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ» رواه الترمذى

Abdullah bin Busr Radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa ada seorang Arab Badui berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:“Wahai Rasulullah, siapakah sebaik-baik manusia?”, beliau menjawab:“Siapa yang paling panjang umurnya dan baik amalannya”. (HR. Tirmidzi)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan sebaik- baik manusia yang panjang umurnya, ukuran umur panjang disini adalah ukuran umur manusia di zaman sekarang.

Karena bagaimanapun panjangnya umur maka akhirnya adalah kematian yang hakikatnya sesuatu yang singkat, sesuatu yang pasti datangnya itu dekat.

Jadi walaupun seseorang berumur 100 tahun atau bahkan 200 tahun akhirnya adalah kematian untuk mereka.

Ummat-ummat terdahulu yang kita baca sirahnya umur mereka sampai ratusan tahun bahkan ribuan tahun, Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya selama 950 tahun.

Namun sekarang kita hanya membaca kisahnya, jadi sepanjang apapun umur seseorang dan jikalaupun seseorang dipanjangkan umurnya sampai 100 tahun tetap kematian adalah akhirnya.

Manusia di zaman sekarang ketika telah berumur ratusan tahun maka dia sudah seperti barang antik atau langkah dan tidak ada manusia semakin dipanjangkan umurnya dia semakin ganteng parasnya.

Semakin kencang kulitnya, semakin kuat tenaganya bahkan semakin bekurang potensi yang Allah Subhanahu wata’ala berikan kepadanya, nikmat dicabut satu persatu dari orang yang dipanjangkan umurnya.

Oleh karenanya, umur yang panjang bukan menjadi suatu jaminan seseorang disebut sebaik-baik manusia. Tetapi, sebaik-baik manusia ialah yang panjang umurnya dan kebaikannya juga bertambah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here