Tadabbur dan Tafsir Surah AL-Lail ayat 1-4

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Surah Al Lail adalah surah yang ke 92 dalam urutan mushaf, terdiri dari 21 ayat dan 71 kata, 310 huruf, barangsiapa yang membaca surah ini maka ia mendapatkan kebaikan 3100 dan Allah Subhanahu wata’ala melipatgandakan bagi yang diinginkannya, surah ini termasuk salah satu surah yang agung yang kandungannya menyebut keutamaan beberapa sahabat dan keutamaan beberapa sifat serta peringatan kepada mereka yang berpaling dari jalan Allah Subhanahu wata’ala, dalam surah ini kembali Allah Subhanahu wata’ala bersumpah pada 3 ayat yang pertama sebagaimana surah – surah sebelumnya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:  

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى

“Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang“. (QS. Al-Lail : 1-2).

Telah kita sebutkan 2 hal ini adalah merupakan 2 tanda – tanda kebesaran Allah bahkan salah satu diantara rahmat Allah, Allah berfirman:

وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya”. (QS. Al-Qashash:73).

Allah mempermisalkan malam sebagai pakaian, Allah berfirman:

  وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا (10) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (11)

Dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan. (QS. An-Naba’: 10-11). Mengapa demikian karena malam menyelimuti kita.

Kami menjadikan siang itu untuk mencari maisyah (rezeki), diwaktu siang kalian mencari keutamaannya atau rezeki Allah agar kalian bersyukur kepada Allah dan pada ayat sebelumnya sebagaimana yang telah kita sebutkan dalam surah Al-Qasas, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ أَفَلَا تَسْمَعُونَ

Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?”. (QS. Qasas : 71).

بِضِيَآءٍ artinya cahaya yang membakar atau yang menyengat beda dengan nur, nur bercahaya tetapi tidak menyengat, olehnya Rasulullah mengatakan:

Sholat itu cahaya kemudian kesabaran juga cahaya”, sama – sama mengandung arti cahaya tetapi berbeda yang pertama cahayanya tidak mengandung menyengat dan yang kedua cahayanya menyengat karena kesabaran itu pahit dan berat, Allah berfirman:

 قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Katakanlah: “Terangkanlah kepadaku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. (QS. Qasas : 72)

Rasulullah pernah terlambat keluar memimpin sholat subuh maka masuklah Bilal untuk mengingatkan Rasulullah dan beliau mendapati Nabi dalam keadaan menangis, Rasulullah berkata:”Semalam telah diturunkan kepadaku ayat sungguh celaka orang yang membacanya dan ia tidak mentadabburinya”, yaitu ayat yang berada diakhir surah Ali Imran, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٟوَٟتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٟفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَار

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”. (QS. Ali Imran : 163).

Siang hari kita beraktivitas kemudian kembali ke rumah di waktu magrib ketika matahari terbenam, kita mulai merasakan ketenangan tatkala kembali ke rumah kemudian beristirahat tidur sehingga capek kita hilang ketika bangun dipagi hari dan merasakan kesegaran, boleh jadi sebelum tidur kita stress, olehnya para sahabat yang keluar pada perang badar dan tidak ada niat untuk berjihad, tidak ada persiapan, jumlahnya sedikit dibandingkan dengan orang – orang kafir yang datang dari makkah, akhirnya para sahabat menjadi khawatir tetapi Allah Subhanahu wata’ala menurunkan kepada mereka rasa kantuk, mereka ditidurkan terlebih dahulu oleh Allah, Allah menurunkan kepada mereka keamanan, olehnya tidur di medan jihad itu rahmat dan tidur dimajelis ilmu itu musibah.

وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالْأُنثَى

“dan penciptaan laki-laki dan perempuan”. (QS. Al-Lail : 03).

Kata وَمَا disini bermakna man sebagaimana firman Allah yang berbunyi “Wassama’i Wama Banaha artinya Wa man Wamaha, jadi Allah bersumpah atas nama dirinya sendiri. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz Dzariyat: 59).

Ada siang, ada malam, ada laki – laki dan ada perempuan, ada suami dan ada isteri

إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى

“Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda”(QS. Al-Lail : 04).

Manusia diciptakan beraneka ragam, ada yang mencari keridhoan Allah dan ada yang mencari karidhaan manusia, ada yang melakukan kebaikan dan ada yang melakukan keburukan, ada yang memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran, adapula yang memerintahkan kepada kemungkaran dan mencegah dari yang ma’ruf, ini dari sisi amalan termasuk juga pekerjaan, pekerjaan kalian itu bermacam – macam, sebagaimana rezeki kalian juga bermacam – macam, Allah berfirman:

“Kamilah yang memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.” (QS. Al- An’am: 151)”, kita tidak akan mati sampai menyempurnakan rezeki kita:

عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ الله رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ الله -صلى الله عليه وسلم- «أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا الله وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا الله وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ».

“Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai manusia, bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah di dalam mencari (rezeki), karena sesungguhnya setiap yang yang bernyawa tidak akan pernah mati sampai dia menyempurnakan rezekinya, meskipun kadang terlambat datang untuknya, maka bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaikilah dalam mencari (rezeki), (yaitu) ambillah apa yang telah dihalalkan tinggalkanlah apa yang telah diharamkan”. (HR. Ibnu Majah).

Lapang dan sempitnya rezeki bukan menjadi ukuran kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wata’ala tetapi ukuran kemuliaan adalah kualitas keimanan seorang hamba disisi Allah Subhanahu wata’ala

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Senin, 29 Jumadil Awal 1439 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : http://harmantajang.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here