Harmantajang.com- Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
وَأَمَّا مَن بَخِلَ وَاسْتَغْنَى
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup”. (QS. Al-Lail: 8).
Barangsiapa yang bakhil atau kikir mengeluarkan kewajiban zakatnya atau berinfaq dijalan Allah Subhanahu wata’ala kemudian ia merasa cukup dan merasa sombong. Allah berfirman:
وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”. (QS. Luqman:18).
وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى
“Serta mendustakan pahala terbaik”. (QS. Al-Lail: 9).
Dia mendustakan surga, mendustakan syariat, mendustakan balasan dari Allah Subhanahu wata’ala, siapa yang memiliki sifat yang seperti ini, Allah berfirman:
فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
“Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar” (QS. Al-Lail:10).
Allah akan mempermudah untuknya yang haram. Pintu yang haram semakin terbuka kepadanya, bahkan dia telah merasakan kelezatan dari yang haram daripada yang halal.
Sebagaimana suatu kisah seorang lelaki selama hidupnya dia seorang pencuri sampai dia kaya raya dengan barang-barang yang ia curi, ketika sudah lanjut usia dan sudah tua ia tidak mampu lagi mencuri.
Maka ia bayar atau menyewa orang untuk mencuri, ternyata orang yang ia sewa mencuri kebun tuannya yang menyuruhnya.
Ketika dibawakan kepadanya kemudian dia makan baru beberapa gigitan ia langsung membuangnya dan mengeluarkan apa yang ada di mulutnya sembari berkata:
”Ini tidak enak”, ia bisa membedakan mana barang bukan curian dan mana barang curian. Jadi dia telah merasakan kelezatan yang haram.
Contoh lain, ada orang yang diberikan istri yang halal namun matanya masih jelalatan atau suka memandang yang bukan miliknya.
Bahkan dia mennganggap bahwa yang haram itu lezat, kita berlindung kepada Allah dari sifat-sifat yang seperti ini.