Tafsir dan Tadabbur Surah Al-A’la Ayat 15 – 19

0
745

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ

“Dan mengingat nama Tuhannya, lalu ia sholat”. (QS. Al-A’la : 15).

Ia tidak pernah lupa kepada Allah dalam kondisi lapang, dalam kondisi sempit dan menjaga sholatnya dengan baik, sholat merupakan wasilah yang paling utama dan agung bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri dengan tuhannya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:


إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21) إِلَّا الْمُصَلِّينَ (22) الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ (23)

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah; dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya”. (QS. Al-Ma’arij : 19-23)

Jika mendapatkan keburukan atau kesusahan ia mengumpat, marah dan suka membuat masalah, ketika ia mendapatkan kebaikan maka dia menjadi kikir, sombong dan takabbur. Manusia mengeluh ketika hujan, mengeluh ketika musim panas. Allah mengecualikan dalam ayat diatas bagi mereka yang mengerjakan sholat.

Para pejabat, orang kaya, orang – orang yang terpandang ketika mereka menjaga sholatnya dengan baik maka kita akan mendapati mereka adalah orang – orang yang tawadhu, mereka senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, kepalanya yang paling mulia ia sejajarkan dengan kakinya bersujud kepada Allah Subhanahu wata’ala. Jadi sholat yang benar, yang baik, yang khusyu akan melahirkan ketawadhuan, tadzim (pengagungan di dalam hati kepada Allah Subhanahu wata’ala), ayat ini dijadikan sebagian ulama tafsir tidak ada pertentangan dan saling melengkapi yang menjunjukkan disyariatkannya sholat idul fitri, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

 قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىٰ ﴿الأعلى 

“Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)”. (QS. Al-A’la : 14) 

Maksudnya adalah yang mengeluarkan zakat idul fitri diakhir bulan Ramadhan, fungsi zakat adalah mensucikan harta dan mensucikan jiwa,

  1. Mensucikan harta, orang yang banyak bersedekah hartanya akan terus bersih, ibarat sungai semakin deras mengalir maka airnya semakin jernih, olehnya Allah mempermisalkan dunia seperti air, air jika tidak bergerak bisa menjadi keruh. Cara agar harta kita berberkah dan selalu bersih adalah dengan memperbanyak sedekah dan infaq dijalan Allah Subhanahu wata’ala, sedekah berfungsi untuk membersihkan harta – harta yang kotor, inilah mengapa Nabi dan ahlu bait tidak halal bagi mereka menerima zakat dan sedekah, namun boleh bagi beliau menerima hadiah, adapun orang yang menerima sedekah dan infaq suci bagi mereka, jadi sedekah, zakat baik yang wajib maupun sunnah akan membersihkan harta, boleh jadi harta kita bercampur dengan harta yang subhat atau sesuatu yang haram dan kita tidak tahu maka cara untuk membersihkannya adalah dengan banyak bersedekah dijalan Allah.
  2. Mensucikan jiwa dari sifat kekikiran dan siapa yang dibersihkan dari sifat kekikiran sungguh dia telah memperoleh keberuntungan.

وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِۦ فَصَلَّىٰ

“Dan mengingat nama Tuhannya, lalu ia sholat”. (QS. Al-A’la : 15).

Dia menyebut nama tuhannya, di malam lebaran dia bertakbir dan melaksakan sholat idul fitri, sebagian ulama menyebutkan hukum sholat idul fitri itu wajib walaupun yang shahih adalah sunnah muakkadah, banyak yang menyebutkan sampai wajib karena Nabi memerintahkan para wanita yang tidak punya jilbab atau hijab yang dipingit dirumahnya keluar untuk ikut sholat idul fitiri, sebagaimana ketika ada Shobiyah mengatakan:“Dia tidak punya jilbab Ya Rasulullah”, Rasulullah bersabda:”Silahkan dipinjamkan oleh wanita yang lain”, ini menunjukkan sholat idul fitri sangat dianjurkan dan diperintahkan

بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيَوٰةَ الدُّنْيَا 

“Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia”. (QS. Al-A’la : 16)

Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata:”Sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan yang dihadirkan untuk kalian yang di makan dan diambil darinya oleh orang –orang yang bertakwa dan juga orang – orang yang buruk atau fajir, adapun kehidupan akhirat adalah janji yang jujur, adil yang akan menguasai kampung tersebut, dialah Allah Subhanahu wata’ala yang memenangkan kebenaran dan melenyapkan kebathilan, jadilah anak – anak akhirat jangan menjadi anak – anak dunia karena sesungguhnya setiap ibu pasti di ikuti oleh anaknya“,

وَالْأٓخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰٓ

“Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal”. (QS. Al-A’la: 17)

Al Hasan Al Basri Rahimahullah berkata:

“Andaikan ada orang yang diberikan pilihan antara rumah yang terbuat dari batu bata akan tetapi menjadi miliknya atau rumah yang terbuat dari emas tetapi hanya dipinjamkan kepadanya, manakah yang akan ia pilih, orang yang berakal pasti memilih yang pasti”. Kadang kita mendengar ada yang berkata:”Tidak mengapa rumah kecil asalkan milikku”, lalu bagaimana jika rumah yang terbuat dari emas, perak dan bersifat kekal yang akan kita miliki nanti dihari kemudian yang dijanjikan oleh Allah Subhanahu wata’ala

إِنَّ هٰذَا لَفِى الصُّحُفِ الْأُوْلَىٰ
صُحُفِ إِبْرٰهِيْمَ وَمُوسَىٰ

“Sesungguhnya ini terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, (yaitu) Kitab-kitab Ibrahim dan Musa”. (QS. Al-A’la : 18-19). 

Nasehat – nasehat yang ada dalam surah Al-A’la ini telah disampaikan pada zuhuf Nabi – Nabi sebelum Rasulullah, zuhuf Ibrahim dan zuhuf Musa.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Sabtu, 27 Jumadil Awal 1439 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : http://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here