بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
بَلْ كَذَّبُوا بِالْحَقِّ لَمَّا جَاءَهُمْ فَهُمْ فِي أَمْرٍ مَرِيجٍ
“Sebenarnya, mereka telah mendustakan kebenaran tatkala kebenaran itu datang kepada mereka, maka mereka berada dalam keadaan kacau balau”. (QS. Qaf : 5).
Kebenaran yang dimaksud dalam ayat diatas adalah Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wata’ala, begitu pula diutusnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.
Mereka berada dalam keadaan kacau balau yang dimaksud adalah orang – orang kafir, mereka dalam kondisi dan keadaan tidak tenang, sebagaimana dalam firman Allah Subhanahu wata’ala:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas“. (QS. Al-Kahfi : 28).
Orang – orang kafir goncang karena tidak beriman dengan hari akhirat, bukan hanya perasaan mereka yang goncang akan tetapi juga urusan mereka sebagaimana yang disebutkan dalam hadist, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
“Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allâh akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina“. (HR. Imam Ahmad).
Diantara kegoncangan yang menimpa orang – orang kafir dan juga kepada diri Rasulullah ketika mereka mengatakan kepada Muhammad:”Engkau adalah penyihir wahai Muhammad”, penyihir yang memisahkan antara seorang suami dan istrinya, penyihir yang memisahkan antara seorang bapak dengan anaknya, penyihir dengan perkataannya yang mengubah kondisi dan perkataan mereka.
Ketika Ath-Thufail bin Amru ad-Dausi datang dari kabilah daus ke kota Makkah dalam perjalanan beliau dicegat oleh orang – orang kafir Quraisy sambil berkata:”Jangan engkau mendengarkan seseorang yang bernama Muhammad dia telah memisahkan antara seorang suami dan istrinya dan dia telah merusak kami”. Persis apa yang terjadi sekarang dimana ada sebagian yang mengatakan jangan engkau mendengarkan ustadz ini jangan engkau mendengarkan fulan ini, jadi hal ini bukan sesuatu yang baru melainkan telah ada sejak dahulu dari kalangan orang – orang kafir. Ath-Thufail bin Amru ad-Dausi kemudian meletakkan kafas ditelinganya.
Terkadang ketika kita berdakwah di suatu daerah ada yang berkata:”Kalian telah merusak keharmonisan dan ketentraman kami selama ini”, sebagaimana apabila yang kita dakwahkan adalah tauhid untuk menjauhi syirik dan bid’ah yang melarang kita untuk mengerjakan apa yang tidak diajarkan oleh Rasulullah, mereka berkata:”Kalian ini orang yang baru belajar kemarin sore tiba –tiba kalian baru datang beberapa bulan dari pesantren kemudian mengatakan:”Ini syirik, ini bid’ah, ini tidak boleh, engkau telah merusak keharmonisan di kampung ini”.
Rasulullah dituduh sebagai tukang sihir dan kadang dikatakan sebagai orang gila atau penyair. hal ini akan mengingatkan kita bagaimana resiko seorang da’i dan bagaimana kesabaran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam menghadapi mereka.
Mungkin sebagian diantara kita belum pernah diberi gelar sebagai penyihir, orang gila ketika berdakwah disuatu daerah, Adapun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam beliau telah banyak diberi gelar buruk oleh kaumnya, Allah Subhanahu wata’ala membela Rasulullah dari perkataan orang – orang kafir Quraisy, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ وَمَا هُوَ بِقَوْلِ شَاعِرٍ ۚ قَلِيلًا مَا تُؤْمِنُونَ وَلَا بِقَوْلِ كَاهِنٍ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ تَنْزِيلٌ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang diturunkan kepada) Rasul yang mulia, dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali kamu beriman kepadanya. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran daripadanya. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam“. (QS. Al-Haqqa : 40-43).
Masing-masing mereka melemparkan tuduhan keji kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam disebabkan pemikiran mereka yang rusak, mereka tidak memilki pendirian, mereka senangtiasa goncang dengan keadaan dan kondisi mereka.
Wallahu A’lam Bish Showaab
Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)
@Kamis, 08 Ramadhan 1439 H
Fanspage : Harman Tajang
Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/
Website : http://harmantajang.id
Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar
Telegram : https://telegram.me/infokommim
Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/
ID LINE : http://line.me/ti/p/%40nga7079p