(Tauhid) Jangan Menyembah Selain Allah (Lanjutan)

0
426

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya

Allah Subhanahu wata’ala menyandarkan perintah untuk mentauhidkannya agar kita tidak menyembah selain dari-Nya dan perintah untuk berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua, Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata:”3 hal yang disandingkan oleh Allah Subhanahu wata’ala didalam Al-Qur’an antara yang satu dengan yang lain yang pertama adalah taatilah Allah dan taati Rasulullah, kedua:”Mendirikan sholat dan menunaikan zakat, olehnya Abu Bakar as Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu ketika beliau memerangi orang yang enggan membayar zakat di zaman pemerintahan beliau dan banyak yang menghalangi beliau, dikatakan kepada Abu Bakar as Shiddiq bagaimana mungkin engkau memerangi orang – orang yang berkata:”Laa ilahaa illallah”, beliau berkata:”Demi Allah Saya akan memerangi orang yang memisahkan antara sholat dengan zakat”. Ketiga :”Bersyukur kepada Allah dan berterima kasih kepada kedua orang tua”.  Kedua orang tua mencakup ibu dan bapak dan seterusnya keatas termasuk kakek, nenek dll, akan tetapi tentunya yang paling dekat adalah ibu dan bapak kita, terutama ibu kita karena dialah yang mengandung dan melahirkan kita,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

“Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata:”Seseorang datang kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata:”Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?” Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab:”Ibumu!” Dan orang tersebut kembali bertanya:”Kemudian siapa lagi?”, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab:”Ibumu!” Orang tersebut bertanya kembali:”Kemudian siapa lagi?” Beliau menjawab:”Ibumu”, Orang tersebut bertanya kembali:”Kemudian siapa lagi”, Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab:”Kemudian ayahmu”. (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”(QS. Luqman : 14).

Oleh karena itu bagi para ibu yang ingin menyempurnakan susuan kepada anaknya maka susui anaknya selama 2 tahun ini perintah dari Allah berdasarkan ayat diatas. Adapun yang disebabkan karena kesehatan atau sebab – sebab yang lain sehingga seorang ibu harus menghentikan susuan kepada anaknya maka harus bermusyawarah dengan suaminya. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَنْ يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَهُ بِوَلَدِهِ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَنْ تَرَاضٍ مِنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدْتُمْ أَنْ تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُمْ مَا آتَيْتُمْ بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”(QS. Al-Baqarah : 233). Begitupula yang mau KB harus kesepakatan antara suami istri, disini ada point penting dan inilah salah satu diantara rahasia sukses di dalam berumah tangga yaitu selalu membangun komunikasi atau musyawarah antara suami istri, jika saja dalam hal menghentikan bayi yang disusui oleh ibunya Allah berkata:”Dimusyawarahkan”, apalagi dalam masalah – masalah yang lain.

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu

Berbakti kepada kedua orang tua terutama yang masih produktif apalagi jika kita masih bergantung kepada keduanya dalam masalah nafkah maka hal itu adalah sesuatu yang mulia akan tetapi pahalanya tidak sama ketika berbakti kepada kedua orang tua yang sudah tidak mampu lagi berbuat apa-apa, apalagi jika dia sering sakit, berulang kali masuk rumah sakit atau misalkan dirawat dirumah, tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya, dimandikan, dibantu ketika dia mau sholat, disuapi makanan, bahkan sampai kotorannya dibersihkan inilah puncak bakti kepada kedua orang tua yang pahalanya sangat besar disisi Allah Subhanahu wata’ala. Disinilah seorang anak dituntut agar tidak menjadikan beban berbakti kepada keduanya orang tuanya ketika dalam keadaan lemah, betul secara fitrah kita terbebani namun ingat didalamnya ada pahala yang sangat besar yang disiapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala, bahkan sebab turunnya pertolongan Allah karena disekitar kita ada orang tua atau ada orang – orang lemah ditengah – tengah kita, olehnya jangan sedikitpun diantara kita yang ketika orang tuanya telah tua apalagi sakit kemudian merawatnya lalu merasa terbebani bahkan dia menunggu kapan dia cepat mati, jangan sama sekali akan tetapi harapkanlah pahala yang besar didalamnya disisi Allah Subhanahu wata’ala.

Salah seorang Salaf ketika ibunya meninggal ia menangis, orang – orang kemudian bertanya:”Mengapa anda bersedih ini sudah ketentuan Allah”, beliau berkata:”Saya menangis bukan karena dia meninggal sebab itu sudah takdir dari Allah, namun saya bersedih dengan kematian ibu saya karena merupakan salah satu diantara pintu surga bagi saya yang telah ditutup oleh Allah Subhanahu wata’ala”, berbakti kepada kedua orang tua tidak terbatas sampai ketika mereka telah meninggal pun kita masih bisa berbakti kepadanya.

Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “Ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia

Andaikan yang ringan saja seperti ucapan:”Ah” dilarang oleh Allah Subhanahu wata’ala yang termasuk dosa besar apalagi jika sampai menghardik, dalam berita kita sering jumpai dimana seorang anak memutilasi ibunya, kita tidak tahu apa yang akan dia dapatkan dihari kemudian nanti.

Kata para ulama jika keduanya tidak sengaja membuat kalian marah, janganlah kalian memandang dengan pandangan yang tajam, orang tua kita adalah manusia biasa yang kadang jatuh dalam kesalahan, bahkan ulama kita ada yang mengatakan:”Janganlah kalian mengibaskan pakaian dihadapan mereka”,. Oleh karenanya jika kita membaca kisah para ulama Salafus Sholeh Rahimakumullah bagaimana bakti mereka kepada kedua orang tuanya dan andaikan tidak dinukil dengan sanad yang shahih mungkin kita tidak akan percaya. Ada diantara Salaf yang tidak mau makan dengan ibunya dalam satu nampan, ketika ditanya ia berkata:”Saya khawatir jangan sampai makanan yang sebelumnya mau diambil oleh ibu saya didahului oleh tangan saya dan saya khawatir itu adalah durhaka kepada mereka”, ada diantara ulama yang tidak naik diatas lantai 2 ketika ibunya berada dilantai satu, ini bukan bentuk berlebih – lebihan akan tetapi itulah orang yang mengenal tuhannya dan perintah tuhannya dan menginginkan pahala disisi Allah Subhanahu wata’ala.Ingatlah bahwa keberkahan yang paling utama adalah berbakti kepada kedua orang tua, carilah keberkahan berbakti kepada kedua orang tua karena disitulah karomah yang Allah berikan kepada kita.

Wallahu a’lam Bish Showaab 


Oleh : Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I Hafidzahullahu Ta’ala (Direktur Markaz Imam Malik)

@Selasa, 03 Dzulhijjah 1439 H

Fanspage : Harman Tajang

Kunjungi Media MIM:
Fans page: https://www.facebook.com/markaz.imam.malik.makassar/

Website : http://mim.or.id

Youtube : https://www.youtube.com/c/MimTvMakassar

Telegram : https://telegram.me/infokommim

Instagram : https://www.instagram.com/markaz_imam_malik/

ID LINE :  http://line.me/ti/p/%40nga7079p

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here