Harmantajang.com – Kemunafikan terbagi menjadi 2 yaitu Nifaq I’tiqadi dan Nifaq Amali.
Kemunafikan dari sisi I’tiqadi (aqidah) ia mengeluarkan seseorang dari islam atau bahkan mungkin tidak pernah masuk islam disebabkan mereka pura-pura menampakkan keislaman akan tetapi menyembunyikan kebencian dan kekufuran.
Kemudian kemunafikan Nifaq Amali sebagaimana disebutkan dalam hadist dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاث إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَ إِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَ إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
“Tanda orang munafik itu tiga apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji berdusta, dan jika dipercayai mengkhianati”. (HR Al-Bukhari)
Nifaq Amali tidak sampai pada taraf aqidah. Diantara sifat lain dari orang munafik adalah mereka bermalas malasan dalam mengerjakan sholat.
Pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila diwaktu siang mereka mengerjakan sholat bersama dengan kaum muslimin namun ketika diwaktu malam karena gelap mereka enggan datang untuk mengerjakan sholat.
Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
“Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. (QS. An Nisaa’: 142).