Waspada, Pintu Masuk Sifat Munafik adalah Berdebat Secara Berlebihan

0
521
Ilustrasi dua orang berdebat/unsplash

Harmantajang.com – Debat yang dimaksud adalah debat kusir yang tujuannya bukan untuk mencari kebenaran. Dia hanya mau ditau bahwasanya dia pandai beretorika atau berbicara.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ ۖ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۖ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ ۖ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ ۚ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۖ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ

“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”. (QS. Munafiqun: 4).

Allah menyikapi apa yang ada didalam hatinya, padahal dia adalah orang yang paling buruk dan paling menentang Allah Subhanahu wata’ala. Imam Syafi’i pernah berkata:

”Tidaklah saya berdiskusi dengan seseorang melainkan saya berharap kebenaran itu Allah alirkan lewat lisannya”.

Ini menunjukkan berdebat bukan untuk menjadi orang yang tersohor, terkenal dan seterusnya,

Jika debatnya sudah tidak bermakna lagi misalkan dia cuma mau menjadi orang yang ingin dikenal pandai dan hebat dalam berdebat, maka ini yang disebutkan dalam hadist Nabi.

Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya”. (HR. Abu Daud, no. 4800).

Dengan demikian, debat yang didalamnya tidak lagi mencari kebenaran, melainkan hanya mencari ketenaran semata maka itulah mereka yang berpotensi menjadi orang-orang yang munafik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here