Harmantajang.com – Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam menjadi orang yang paling zuhud terhadap dunia padahal beliau pernah diberikan pilihan oleh Allah diantara 2 pilihan.
Pilihan pertama beliau diangkat menjadi Rasul sekaligus menjadi seorang penguasa atau raja pilihan kedua menjadi seorang Rasul namun sekaligus menjadi hamba yaitu hamba seperti hamba-hamba yang lain dan beliau lebih memilih pilihan yang kedua.
Baca Juga: Nafsu Mutmainnah akan Melahirkan Kebaikan dan Amalan Sholeh
Umar Radhiyallahu ‘anhu pernah mendapati Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tidur diatas pembaringan tikar yang kasar yang mana bahannya dari pelepah kurma sehingga membuat pundak atau punggung Nabi berbekas, hal ini pula pernah dilihat oleh Ibnu Mas’ud.
Ketika dilihat oleh Ibnu Mas’ud beliau berkata:”Ya Rasulullah kami meminta izin kepada anda untuk menghadirkan alas yang lebih baik dari ini“, tetapi jawaban Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana jawabannya kepada Umar.
Umar ketika melihat kondisi dan keadaan Rasulullah seperti itu beliau menangis dan berkata:”Ya Rasulullah, Isra dan Kaisar adalah 2 dari raja kafir namun mereka bergelimang dalam kemewahan sedangkan anda adalah kekasih Allah dan mengapa anda seperti ini”,
Nabi kemudian berkata:”Apakah engkau ragu wahai Umar ibn Khattab tidakkah engkau membiarkan mereka mengambil dunia namun Allah memberikan kepada kita akhirat”. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الْأُولَىٰ
“Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan)”. (QS. Ad-Dhuha: 4).
Baca Juga: Maka bagi Mereka Pahala yang Tiada Putus-putusnya (Tafsir QS. At-Tin ayat 6)
Allah sendiri menyampaikan dalam hadist qudsi:
قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: أَعْدَدْتُ لِعِبَادِي الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ
“Allah Azza Wajalla berfirman:”Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang belum pernah mata melihatnya, belum pernah telinga mendengarnya, dan belum pernah pula terbetik dalam hati manusia“. (HR. Al-Bukhari dalam ash-Shahih no. 3244 dan 4779, Muslim dalam ash-Shahih no. 2824).
Tak satupun jiwa yang tahu kenikmatan yang disembunyikan untuk hambanya disisi Allah Subhanahu wa ta’ala yang akan menyejukkan mata mereka dihari kemudian Insya Allah.