Tak Terbatas, Menuntut Ilmu Merupakan Pekerjaan Seumur Hidup Setiap Manusia

Ilustrasi seoranng sedang belajar Al-Qur'an/Istock

Harmantajang.com – Lahir sebagai manusia yang dibekali dengan akal fikiran, semestinya kita selalu menghadirkan dalam diti untuk senantiasa selalu belajar. Sebab dalam bagi mereka yang menuntut ilmu, akan dipermudah jalan menuju surga sebagaimana disebutkan dalam hadist:

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga“. (HR. Muslim, no. 2699).

Diantara ilmu yang penting untuk dipelajari adalah ilmu yang berkaitan dengan amalan hati, kemuliaan dan kedudukan seseorang disisi Allah tidak dilihat dari dzahirnya akan tetapi kemuliaan seseorang disisi Allah itu kembali kepada kondisi dan keadaan hatinya.

Baca Juga: Allah Mengampuni Keburukan yang Hanya Terlintas dalam Hati, Bukti Islam Penuh Rahmat!

Allah Subhanahu wata’ala berfirman didalam Al-Qur’an yang juga merupakan doa dari Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam:

يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)

(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. (QS. Asy Syu’aro’: 88).

Jadi yang selamat pada hari kemudian adalah hati yang selamat, hati yang mengenal Rabbnya, hati yang cinta kepada tuhannya, hati yang menggiring pemiliknya untuk tunduk kepada syariat Allah Subhanahu wata’ala. 

Pelajaran yang bisa kita ambil bahwasanya yang bermanfaat bagi seseorang bukanlah hartanya, bukanlah kedudukannya tetapi bagaimana kondisi dan keadaan hatinya kepada Rabb yang menciptakannya.

Dari sinilah mengapa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjadikan hati sebagai ukuran kebaikan dan ukuran keburukan seseorang. Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ . أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)”.(HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).

Baca Juga: Penuh Kasih, Wahai Manusia yang Malampaui Batas janganlah Berputus dari Rahmat-Nya

Jadi hati sebagai penentu, jika hati baik maka baiklah semua anggotanya dan jika hati rusak maka semua anggota tubuh menjadi rusak. Hati yang mendorong seseorang untuk mengerjakan ketaatan dan sekaligus mengerjakan kemaksiatan.

Olehnya, menuntut ilmu terutama ilmu tentang agama merupakan pekerjaan seumur hidup setiap insan manusia. Tak terlekang dan terbatas pada umur anak-anak, muda maupun yang sudah tua.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here