Harmantajang.com – Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih”. (QS. Asy Syu’aro: 88).
Hati yang bersih (selamat) merupakan lawan dari hati yang sakit. Dalam ayat yang lain, Allah berkata kepada orang-orang kafir yang dibentangkan harta kepada mereka:
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ , نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ ۚ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar”. (QS. Al-Mu’minun: 55-56).
Baca Juga: Bersabarlah dalam Kebaikan, Dia akan Memberikan Karunia-Nya Kepadamu
Kesimpulan dari 2 ayat yang kita bahas yang terdapat dalam surah Al-Fajr ayat 15-16 bahwasanya bukan aib untuk menjadi orang kaya, bukan aib menjadi miskin, bukan aib menjadi pejabat, bukan aib menjadi rakyat biasa tetapi yang menjadi aib adalah ketika jauh dari Allah Subhanahu wata’ala.
Allah Berfirman:”Justru kalian tidak memuliakan anak yatim“, bagaimana ia memuliakan anak yatim padahal dia kikir, bakhil sehingga dia lupa orang-orang yang ada disekitarnya terutama anak yatim, yang dimaksud dengan Al Yatim definisinya adalah siapa yang mati bapaknya dan dia masih kecil (belum baligh).
Walaupun mungkin bapaknya meninggalkan harta yang banyak tapi dia tetap dihukumi sebagai anak yatim karena tidak ada yang bisa menggantikan kedudukan ayah dan ibu ketika telah meninggal.
Baca Juga: Saring Sebelum Sharing, Tidak Semua Nikmat Harus Diceritakan!
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sangat memerintahkan kita untuk memuliakan anak yatim, Dari Sahl bin Sa’ad Radhiallahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
« أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَا » وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئاً
“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam, serta agak merenggangkan keduanya”. (H.R. Al-Bukhari(no. 4998 dan 5659).