Jangan Tertipu dengan Harta yang Dimiliki, Sebab Semua itu Titipan

Ilustrasi kekayaan/Istock

Harmantajang.com – Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا

“dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan”. (QS. Al-Fajr: 20).

Tabiat manusia cinta terhadap harta, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”. (QS. Ali ‘Imran: 14).

Baca Juga: Kedermawanan Rasulullah, Bukti Islam Agama yang Peduli Sesama

Tidak salah dan tercela jika munusia cinta hal tersebut, silahkan mencari dunia beserta isinya adapun yang tercela adalah kecintaan yang berlebih yang menjadikannya menghalalkan berbagai macam cara.

Kecintaan yang berlebih sehinga dia lupa kepada Allah akan tetapi jika seseorang menjadi kaya sebagaimana kata Imam Syafi’I Rahimahullah:“Dia melihat dunia seperti lautan dan dia menjadikan amalan sholeh sebagai perahunya”.

Imam Ahmad pernah ditanya:”Bisakah orang dianggap zuhud ketika dia memiliki beribu-ribu dinar atau miliyarder”, beliau berkata:

Bisa ketika dia tidak tertipu dengan harta yang ia miliki dan tidak sedikit harta itu pergi darinya”. dia sadar bahwa harta itu hanya titipan dari Allah Subhanahu wata’ala.

Baca Juga: Semua akan Musnah, Tak yang Abadi Kecuali Kekuasaan-Nya

Selama ini yang kita pahami zuhud itu adalah orang yang berpaling dari dunia. Ada orang yang pakaiannya biasa – biasa kemudian dikatakan kau ini zuhud sekali atau misalnya sandalnya biasa – biasa kemudian kita berkata:

Anda ini sangat zuhud“, ada benarnya tapi apakah mutlak seperti itu, oleh karena itu kembali kepada jawaban Imam Ahmad diatas.

كَلَّا إِذَا دُكَّتِ الْأَرْضُ دَكًّا دَكًّا

“Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut”. (QS. Al-Fajr: 21).

Nanti dihari kiamat bumi dan gunung-gunung diangkat kemudian keduanya dihancurkan dengan sekali hancur. Sekali saja Allah berkehendak menghancurkan bumi ini beserta isinya maka semuanya akan hancur.

Pada hari kiamat matahari minta izin kepada Allah untuk terbit dari sebelah timur kemudian Allah berkata: “Kembali engkau terbit dari arah engkau terbenam”, disitulah datangnya hari kiamat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here