Harmantajang.com – Berikut kami kembali menyajikan tanya jawab seputar Islam:
1. Pekerjaan saya sekarang tidak memungkinkan untuk shalat berjamaah di mesjid untuk waktu dhuhur dan ashar krn harus standby di tempat kerja sangat besar resiko kalo ditinggalkan, disisi lain saya butuh pekerjaan krn saya tulang punggung keluarga, apa yang sebaiknya saya lakukan?
Jawaban: Tidak mengapa shalat sendiri atau bersama yang lain di tempat kerja.
2. Apakah benar pada saat sholat makmum mendengarkn bacaan al fatihah imam atau membaca al fatihah setelah amin?
Jawaban: Ia menyimak saat mendengar imam baca fatihah dan membacannya.
3. Saat berwudhu kita menggunakan pakaian yang ada najisnya, tetapi saat shalat kita menggantinya, bagaimana hukumnya ustadz?
Jawaban: Selama najis tersebut tidak menyemtuh tubuh maka tidak mengapa.
Baca Juga: Surga Sudah Dijamin namun Rasulullah Senantiasa Tetap Beribadah, Dirimu?
4. Bolehkah memutuskan tali silaturahmi dengan wanita karena takut kalau kembali berhubungan, nantinya malah baper lagi?
Jawaban: Kalo wanita tersebut ajnabiyah dan bukan mahram dan khawatir terfitnah maka menjaga jarak lebih baik tanpa memutus silaturahim.
5. Jika tidak memakai helm dengan jarak yang dekat? Apa itu termasuk tidak patuh terhadap Ulil Amri? Apakah itu termasuk dosa?
Jawaban: Taat pada aturan jika memang didalamnya ada maslahat dan kebaikan merupakan ibadah walau dalm kasus seperti yang ditanyakan kami tidak sampai mengatakannya bahwa itu adalah dosa.
6. Kapan shalat bisa di jamak dan apa saja syarat dalam menjamak shalat?
Jawaban: Dalam kondisi musafir, turun hujan deras yang menyebabkan banjir.
Baca Juga: Bukankah Kami telah Melapangkan dadamu? (Tafsir QS. Al-Insyirah: 1)
7. Apakah ketika kita sedang mengkangkat telunjuk pada saat sholat pandangan kita fokus pada telunjuk kita atau pandangan kita tetap fokus pada tempat sujud ?
Jawaban: Iya perintahnya ialah melihat ke telunjuk.
8. Boleh dijelaskan maksud dari hadits Nabi yang di riwayatkan oleh Hasan Al Basri rahimahullah yang bunyinya “Aku melihat hanya ada satu kepastian yang tidak diragukan lagi tetapi lebih menyerupai sesuatu yang diragukan seolah-olah tidak akan terjadi yaitu kematian.” Ana belum sepenuhnya paham?
Jawaban: Ini bukan hadits. Maksudnya, manusia yakin akan mati namun perangai dan akhlaknya menunjukkan seakan mereka hidup selamanya.