Inilah Orang-Orang Beruntung yang Disebutkan dalam Tafsir Surah Al-A’la Ayat 14

0
484
Ilustrasi Al-Qur'an/Istock

Harmantajang.com – Allah Subhanahu wata’ala berfirman

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىٰ ﴿الأعلى

 “Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman)”. (QS. Al-A’la: 14)

Makna dari Al-Falah adalah mendapatkan apa yang di idam-idamkan dan diselamatkan dari apa yang ditakutkan, dan yang paling kita cita-citakan adalah masuk ke dalam surga Allah dan yang paling kita takuti adalah dimasukkan ke dalam neraka. Seringkali kita mengucapkan doa:

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“(Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka)”.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ

“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung”. (QS. Al-Imran: 185).

Kemenagan yang paling dinanti-nantikan adalah ketika pertama kali menginjakkan kaki di dalam surga. Imam Ahmad bin Hanbal pernah ditanya: “Kapan kita bisa beristirahat wahai imam”.

Imam Ahmad berkata:”Sampai kita menginjakkan kaki pertama ke dalam surga”. Hidup didunia ini penuh dengan cobaan, penuh dengan ujian ditambah lagi dengan beban syariat yang harus dikerjakan dan larangan yang harus di jauhi.

Baca Juga: Semasa Hidupnya, Apakah Rasulullah Pernah Bercanda dan Bagaimana Bercandaannya?

Kapan manusia berhenti dari semuanya yaitu sampai ia menginjakkan kaki di surga. Setelah meninggal masih banyak fase yang akan dihadapi, ia akan melewati pertanyaan di dalam kubur, fitnah di alam barsakh, dibangkitkan dan dikumpulkan dipadang mahsyar, menanti pengadilan Allah Subhanahu wata’ala,.

Pada hari kemudian amalan kebaikan dan keburukan akan timbang, akan kita lewati shirath (jalan yang membentang diatas neraka). Allah berfirman:

وَإِن مِّنكُمۡ إِلَّا وَارِدُهَا‌ۚ كَانَ عَلَىٰ رَبِّكَ حَتۡمً۬ا مَّقۡضِيًّ۬ا  ثُمَّ نُنَجِّى ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّنَذَرُ ٱلظَّـٰلِمِينَ فِيہَا جِثِيًّ۬ا 

“Dan tidak ada seorang pun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertaqwa dan membiarkan orang-orang yang zhalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut”. (QS. Maryam: 71-72). 

Orang kafir mereka tidak melewati shirat karena telah dimasukkan ke dalam neraka. Shirat adalah fase terakhir yang akan dilalui orang-orang yang beriman dan orang- orang munafik.

Mereka akan diuji diatas shirath, orang yang beriman ada yang berjalan seperti kilat, berjalan seperti orang yang berkendara, berjalan seperti orang yang berjalan biasa. Ada yang berjalan tertatih-tatih dan dibawahnya ada neraka dengan pengait seperti pengait besi.

Namun terbuat dari api yang disebut dengan kalalip yang siap menarik orang-orang yang berjalan diatas shirat, Rasulullah menjelaskan shirat yang tajamnya lebih lembut dari sehelai rambut dan lebih tajam dari mata pedang.

Baca Juga: Pernah Merasa Ragu dengan Janji-Nya Bahwa ‘Sesudah Kesulitan Ada Kemudahan’?

Adapun yang berlaku pada hari itu bukan kepiawaian dalam melewati jembatan tetapi amalan sholeh di dunia ini. Amalan itulah yang akan menyelamatkan manusia setelah rahmat Allah Subhanahu wata’ala. Jadi setiap diantara kita akan melewati shirat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here