Keberuntungan Menyertai Mereka yang Senantiasa Mensucikan Jiwa

Ilustrasi cahaya lampu/istock

Harmantajang.com – Manusia selalu dianjurkan meminta kepada Allah Subhanahu wata’ala agar diberikan petunjuk untuk mengikuti yang haq dan petunjuk untuk mengetahui yang bathil.

Dengan harapann agar bisa meninggalkannya, mengenal yang buruk bukan untuk terjatuh dalam keburukan tersebut akan tetapi untuk berhati -hati darinya.

Turun jawaban dari Allah pada ayat berikutnya dimana Allah hendak menyampaikan inti pesan dan wasiat dalam surah ini, Allah berfirman:

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا

“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu”. (QS. Asy-Syams: 09).

Dalam ayat lain Allah berfirman:

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ

“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung”. (QS. Ali ‘Imran: 185).

Cara mensucikan jiwa adalah dengan keimanan dan ketaatan kepada Allah. Olehnya definisi iman adalah ucapan dengan lidah, meyakini dengan hati kemudian dibuktikan dengan amal perbuatan.

Setiap kali kita melakukan ketaatan, maka Allah akan memberikan petunjuk dalam hati untuk mengerjakan ketaatan-ketaatan yang lain.

Inilah tujuan diutusnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu untuk mensucikan ummatnya dari penyakit kesyirikan, perbuatan dosa, kelalaian dan yang semisalnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here