Harmantajang.com – Pernah suatu hari, Abu Bakar As Shiddiq lewat dan melihat Bilal sedang disiksa, akhirnya beliau kasihan melihatnya, Abu Bakar berkata:”Ya Umayyah tidak cukupkah engkau menyiksanya, tidak kah engkau takut kepada Allah”.
Umayyah berkata:”Saya menyiksanya karena engkau, karena dia ikut kepada agamamu dan agama Muhammad dan dia adalah orang yang hina, jika engkau mau ambil dia atau beli dia”, akhirnya Abu Bakar as Shiddiq berkata:”Berapa harganya.?”, Umayyah berkata:”10 Ukiyyah”.
Abu Bakar as Shiddiq kembali ke rumahnya dan mengumpulkan hartanya kemudian ia kembali dan memberikan uang itu kepada Umayyah dan berkata:”Ya Umayyah, saya beli bilal”, Umayyah mengambil uang tersebut dan berkata:”Andaikan hanya satu ukiyyah engkau berikan kepada saya, saya terima, ini tidak ada nilainya bagi saya, ambillah”.
Baca Juga: Sesungguhnya Allah yang Menurunkan Al-Qur’an dan Dia Pula Menjaganya
Abu Bakar as Shiddiq berkata:”Demi Allah, andaikan engkau menjualnya 100 ukiyyah saya membelinya”, Umayyah memandang Bilal sebagai seorang budak yang hina dimatanya tetapi
Abu Bakar as Shiddiq memandang Bilal bin Rabah sebagai orang yang mulia disisi Allah Subhanahu wata’ala.
Tidaklah nama Bilal disebut kecuali kita cinta kepadanya bahkan kita bangga memberi nama anak kita dengan nama Bilal, Bilal telah didengarkan terompah kakinya oleh Rasulullah didalam surga. Setelah Bilal dibebaskan maka turunlah QS. Al-lail: 05 yang memuji Abu Bakar as Shiddiq.
Terbukti dari ayat ini bahwasanya Allah Subhanahu wata’ala memuliakan Abu Bakar as Shiddiq menjadi pendamping setia Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan ketika Allah memerintahkan para sahabat untuk segera berhijrah Abu Bakar as Shiddiq meminta izin kepada Nabi.
Namun Nabi belum memberikan izin kepadanya, beliau kemudian berkata:”Tunggu, Tunggu, belum saatnya”, adapun sahabat yang lain telah berhijrah sembunyi–sembunyi, siang hari Rasulullah datang kepada Abu Bakar as Shiddiq, dari kejauhan Abu Bakar as Shiddiq melihat Rasulullah, beliau berkata:
”Ini Nabi datang diwaktu siang seperti ini pasti ada sesuatu yang penting karena biasanya beliau tidak datang diwaktu yang seperti ini, diwaktu tidur siang”, dibukalah pintu oleh Abu Bakar dan masuklah Rasulullah, Rasulullah berkata:
”Wahai Abu Bakar, keluarkan semua yang ada disini”, Abu Bakar berkata:”Mereka semua keluarga anda ya Rasulullah, besan anda dan istri anda”, Rasulullah berkata:”Telah di izinkan untukku berhijrah wahai Abu Bakar”.
Akhirnya Abu Bakar faham mengapa selama ini beliau minta izin dan beliau tidak di izinkan oleh Allah dan Rasulullah sendiri yang langsung datang kerumah Abu Bakar, Abu bakar kemudian berkata:”Maksudnya saya menemani anda ya Rasulullah”, Rasulullah berkata:”Ya”.
Umar bin Khattab pernah ditanya:”Siapa yang paling afdhal antara engkau dengan Abu Bakar as Shiddiq”, Umar Radhiyallahu ‘anhu berkata:
Baca Juga: Bagaimana Hukumnya Menikah dengan Saudara/i Rodho’? (Q & A Part 39)
”Satu malam kebersamaan Abu Bakar as Shiddiq mendampingi Nabi di dalam gua ketika beliau berhijrah itu lebih baik dari pada Umar dan keluarganya Umar”, bahkan beliau berkata:”Abu Bakar as Shiddiq lebih baik daripada minyak kasturi adapun Umar lebih tersesat daripada kendaraan untanya Umar”.
Ini ketawadhuan Umar bin Khattab, beliau memuji Abu Bakar as Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu. 2 sahabat Nabi ini dimuliakan oleh Allah Subhanahu wata’ala, dihari kiamat keduanya akan dibangkitkan Bersama-sama, Rasulullah pernah berdiri diantara Abu Bakar as Shiddiq, beliau berdiri dan berkata:
”Beginilah kami dibangkitkan pada hari kemudian”, keduanya bersama dengan Rasulullah berjuang dalam islam, kuburan keduanya berdampingan dengan kuburan Rasulullah dan akan dibangkitkan bersama dihari kemudian dan semoga kita dikumpulkan bersama dengan mereka.