Adab Memperlakukan Para Tawanan dalam Jihad

0
42
Ilustrasi seorang tawanan/Istock

Harmantajang.com – Allah Subhanahu wa ta’ala  berfirman:

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan”.(QS. Al-Insan: 8).

Ketika dalam jihad ada musuh yang ditawan maka tetap wajib untuk berbuat baik kepadanya dengan memberi makan dan kebaikan ini diganjar pahala disisi Allah Subhanahu wata’ala.

Sebagaimana salah seorang sahabat sebelum masuk islam, dia adalah seorang pemuka dikampungnya yang bernama Tsumamah bin Utsal di tawan oleh kaum muslimin kemudian diikat ditiang masjid di kota Madinah.

Baca Juga: Terpampang, Tak Ada Lagi Tempat Persembunyian di Hari Akhir

Setiap hari Rasulullah datang menawarkan islam kepadanya, Nabi berkata:”Wahai Tsumamah, apa yang engkau katakan tentang islam”, ia kemudian berkata:

Wahai Muhammad jika engkau membebaskan aku maka engkau membebaskan orang yang baik (maksudnya jika engkau melakukannya akan saya balas_penj), namun jika engkau membunuhku maka engkau membunuh bukan sembarang orang banyak orang yang akan membalas dendam kepadamu“.

Rasulullah meninggalkannya dan berkata kepada para sahabat:”Berbuat baiklah kepadanya berikan ia makan, jika malam beri ia selimut, jika dia tidur muliakan dia”. Pada hari kedua Rasulullah kembali menawarkan islam:

“Bagaimana menurutnmu wahai Tsumamah”, jadi Sumamah diberi kesempatan untuk melihat bagaimana islam, bagaimana ukhuwah dikalangan para sahabat, bagaimana Nabi berbuat baik kepadanya.

Sumamah berkata:”Jika engkau membunuh saya maka engkau membunuh bukan sembarang orang jika engkau bebaskan saya maka engkau membebaskan bukan sembarang orang”, hari ketiga Nabi kembali menawarkan kepadanya:

Baca Juga: Jangan Pernah Merasa Puas dalam Perkara Ibadah

Bagaimana Tsumamah“, ia kembali mengucapkan perkataan yang pertama, Rasulullah berkata kepada para sahabat:”Lepaskan dia”. Sahabat heran, tapi Nabi menyuruh dan membiarkan dia pulang,

Ketika dilepaskan, Tsumamah pergi ternyata dia tidak pulang ke kampungnya namun ia pergi mencari sumur kemudian dia mandi dan mengganti bajunya, setelah itu dia datang kepada Nabi dan berkata:

Ashadu anla ilaha illallah wa ashadu anna muhammadarrasulullah”. Ia masuk islam karena akhlak dan budi pekerti dan ini banyak tidak diketahui oleh musuh-musuh islam bahkan tidak diketahui sendiri oleh kaum muslimin.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here