Menumbuhkan Rasa Peduli dan Empati dalam Bulan Suci Ramadhan

0
232
Ilustrasi bulan dan masjid/Unsplash

Harmantajang.com – Puasa merupakan ibadah yang paling rahasia antara kita dengan Allah Subhanahu wata’ala. Amanah yang paling mulia yang diturunkan oleh Allah kepada kita sekalian sebagaimana firman Allah didalam Al-Qur’an:

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنْسَانُ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا 

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia. Sungguh manusia itu sangat dzalim dan sangat bodoh”.  (QS. Al-Ahzab: 72).

Dari sinilah ketika ketakwaan itu terpatri dalam diri seorang, ia selalu diawasi oleh Allah Subhanahu wata’ala dalam setiap perkataan dan perbuatan. Maka kita tidak akan mengkhianati Allah Subhanahu wata’ala.

Baca Juga: Banyak Istighfar akan Membuka Pintu Rezeki

Tidak akan mengkhianati amanah dari Allah Subhanahu wata’ala, kita senantiasa selalu berada dalam kejujuran sebagaimana perintah dari Allah Subhanahu wata’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”. (QS. At-Taubah: 119).

Kemudian dengan berpuasa dibulan suci ramadhan Allah Subhanahu wata’ala ingin menjadikan kita sebagai hamba-hamba yang senantiasa merasakan penderitaan dari saudara-saudara kita.

Dimana menahan lapar disiang hari namun disana sudah ada makanan yang lezat serta minuman yang beraneka ragam yang menanti diatas meja makan. Namun, ada sebagian dari saudara-saudara kita yang menahan lapar dan dahaga disebabkan karena tidak ada yang bisa mereka makan.

Baca Juga: Bulan Ramadhan, Bagaimana Cara Membayar Fidyah Orang Tua Sudah Rentan? (Q & A Part 10)

Tidak ada yang bisa mereka konsumsi dan nikmati, sebuah pertanyaan di Somalia Negara Afrika yang membuat salah seorang Syaikh menangis ketika dia menelpon dan bertanya:”Ya Syaikh apakah puasa kami sah tanpa makan sahur”.

Syaikh kemudian membalas dan menjawab:“Mengapa engkau tidak makan sahur apakah kesiangan”, ia berkata:”Tidak ya Syaikh, kami tidak makan sahur karena tidak ada yang bisa kami makan”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here