Ujian Rasulullah Ketika Berdakwah Secara Terang-terangan

0
344
Ilustrasi seorang sedaang berdoa/Unsplash

Harmantajang.com – Firman Allah Subhanahu wata’ala yang terdapat dalam surah Asy Syu’ara  pada ayat 214:

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat“. (QS. Asy Syu’ara: 214).

Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wata’ala berfirman:

فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ

“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”. (QS. Al Hijr : 94).

Setelah perintah ini turun kepada Nabi Shallallahu ‘alahi wasallam maka naiklah beliau ke Jabal Safa, beliau memanggil Qabilah yang masih ada hubungan kerabat dengan beliau.

Datanglah mereka dan siap untuk mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau kemudian berseru:

”Jika saya sampaikan kepada kalian akan ada pasukan yang  siap menyerang kalian dibalik bukit ini, apakah kalian percaya kepadaku”, mereka berkata: ”Tentu wahai muhammad, kami  tidak  pernah  mendapati  engkau  berdusta”.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan dengan berkata: ”Saya ini adalah utusan Allah yang diutus ditengah-tengah kalian”. Disinilah awal dakwah Rasulullah menyeru kepada kaumnya untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wata’ala

Namun yang pertama menentang beliau adalah pamannya sendiri yaitu Abu Lahab. Ia mengatakan:

”Celakah engkau muhammad hanya mendengarkan ocehanmu engkau mengunpulkan kami seperti ini , kami meninggalkan aktifitas kami hanya untuk mendengarkan ocehanmu”.

Dari sinilah Rasulullah Shallallahu ’alaihi wasallam mulai mendapatkan penindasan dari kaumnya. Bahkan Utbah bin Abi Mu`id mendoakan kebinasaan kepada Rasulullah.

Walaupun mereka belum berani terang-terangan dan mereka juga tidak berani mengancam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam karena Abu Thalib pada waktu itu masih hidup.

Sebagaimana diketahui kecintaan Abu Thalib kepada muhammad lebih dari pada anaknya sendiri. Abu Thalib memiliki tempat duduk yang tidak ada seorangpun yang berani duduk ditempat tersebut kecuali Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang diperbolehkan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here