Memintalah Kepada-Nya agar Dijauhkan dari Kefakiran dan Kekufuran

0
76
Ilustrasi seorang sedang berdoa/Istock

Harmantajang.com – Membantu sesama manusia merupakan salah satu tugas pokok yang diajarkan oleh Islam, termasuk dan terkhusus bagi mereka yang masih dalam suasana kekurangan karena kemiskikanan itu akan mendekatkan kepada kekufuran.

Walaupun disebutkan kondisi kefakiran itu lebih buruk dari pada kemiskinan karena ketika Allah menyebutkan tentang golongan yang berhak mendapatkan zakat Allah memulai dengan:

إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ السَّبِيلِ ۖ فَرِيضَةً مِنَ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. At-Taubah: 60)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari kefakiran dan kekufuran tetapi beliau berdoa kepada Allah untuk dibangkitkan bersama dengan orang-orang miskin. Dalam ayat yang lain dalam surah Al Kahfi Allah Subhanahu wata’ala mengatakan:

Baca Juga: Dihina di Dunia tapi Dimuliakan di Akhirat, Dirimu Termasuk?, (Tadabbur QS. Al-Mu’minun 109-111)

أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا

“Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera”. (QS. Al Kahfi: 79).

Jadi mereka miskin tetapi punya perahu, dari sini ulama kita mengatakan:”Miskin itu dia punya pekerjaan, punya penghasilan tetapi tidak mencukupi adapun fakir benar-benar tidak punya apa-apa“.

Memberi makan kepada orang fakir, orang miskin semuanya terpuji dan sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wata’ala, bahkan memberi makan kepada tawanan perang sekalipun.

وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَىٰ حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا

“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan”.(QS. Al-Insan: 8).

Baca Juga: Susah Bahagia?, Yakinkan dalam Diri 3 Prinsip ini

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here